Penyaluran kredit Bank BTPN dikabarkan naik 6% yang membuat PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencetak laba bersih Rp 1,5 triliun. Namun, laba bersih sepanjang periode Januari-September 2020 ini merupakan penurunan 21% dibandingkan tahun sebelumnya.

Penyaluran Kredit Naik 6%, Namun Laba Turun

Penurunan laba Bank BTPN dipengaruhi oleh peningkatan cadangan kerugian penurunan sebesar 84% menjadi 1,95 triliun. Sementara itu, net interest income turun 2% menjadi Rp 7,9 triliun dengan ada penurunan yield seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit. Namun, biaya operasi dapat dijaga dengan penurunan sebesar 2% secara tahunan dan hingga akhir kuartal ketiga 2020, BTPN menyalurkan kredit sebesar Rp 148,8 triliun. Angka ini meningkat 6% dibanding periode yang sama tahun lalu dan jauh di atas rata-rata industri.

Pertumbuhan kredit ditopang oleh segmen korporasi yang meningkat 21% menjadi Rp 89,3 triliun pada akhir kuartal ketiga 2020. Pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang, diantaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur, merupakan komitmen Bank BTPN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Kualitas kredit Bank BTPN juga terjaga sehat, tercermin dari gross NPL yang berada di level 1,10% pada akhir September 2020. Angka ini masih relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 3,22%.

Kondisi Keuangan BTPN

Untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan kredit, Bank BTPN menghimpun pendanaan sejumlah Rp 149,9 triliun sampai dengan akhir bulan September. Angka ini merupakan peningkatan sekitar 3% secara tahunan. Total pendanaan ini berasal dari dana pihak ketiga sejumlah Rp 100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain sebesar Rp 42,6 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp 6,5 triliun rupiah.

Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat. LCR (Liquidity Coverage Ratio) berada di 246,45%, sementara NSFR (Net Stable Funding Ratio) berada di 113,13% per posisi akhir September 2020.

Baca juga: ROTI Bukukan Penurunan Penjualan Bersih Secara Tahunan

Bank BTPN juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 3% secara tahunan, dari Rp 182,2 triliun menjadi Rp 186,9 triliun. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) juga masih berada di angka yang sehat, yaitu pada 24,9%. Bank BTPN yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC. Sehingga, BTPN yakin akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional.

Dilansir dari CNBC Indonesia

Tags: