Nintendo melakukan stock split 10:1 yang telah diumumkan sebelumnya pada Kamis. Stock split tersebut bertujuan untuk menarik investor baru ke raksasa game Jepang yang sudah berusia lebih dari satu abad ini.

Saham Nintendo ditutup pada 6.043 yen Jepang (Rp636.792) pada hari Kamis (29/09), turun lebih dari 1% pada Jumat siang di Asia.

Setiap lembar saham biasa Nintendo telah dibagi menjadi 10 lembar saham, sehingga terjadi penurunan harga per lembar.

Langkah ini dirancang untuk menarik lebih banyak investor. Di Jepang, biasanya investor harus membeli 100 lembar saham dalam satu perusahaan. Pada harga saham lama Nintendo, itu akan menelan biaya minimal 5,97 juta yen Jepang, atau lebih dari Rp629,36 juta. Dengan dilakukannya stock split, 100 saham akan menelan biaya 604.300 yen Jepang atau lebih dari Rp63,70 juta pada harga penutupan Kamis. Ini berpotensi membuat harga saham lebih terjangkau bagi individu untuk berinvestasi di Nintendo.

Baca juga: Saham Stock Split Tesla Mulai Diperdagangkan 25 Agustus 2022

“Investasi minimum sekitar 6 juta yen itu cukup untuk menempatkan seorang siswa melalui program studi empat tahun di universitas Jepang,” Serkan Toto, CEO konsultan game Kantan Games yang berbasis di Tokyo, mengatakan kepada CNBC.

“Sudah waktunya bagi Nintendo sebagai perusahaan yang menghadapi konsumen dengan pengakuan merek yang kuat untuk mengurangi harga saham.”

“Sekarang Nintendo lebih terjangkau terutama untuk kalangan muda, jenis investor yang tumbuh di Jepang dalam beberapa tahun terakhir,” tambahnya.

Sejumlah perusahaan teknologi besar, termasuk Apple dan Amazon, telah  mengumumkan stock split selama beberapa tahun terakhir . Meskipun pemecahan saham tidak secara fundamental mengubah perusahaan, stock split membuat pembelian saham di perusahaan menjadi lebih murah.

Stock split ini dilakukan pada saat pengujian untuk Nintendo, sebuah perusahaan berusia 133 tahun, di tengah tantangan yang lebih hebat dalam industri video game. Pada kuartal kedua tahun ini, laba operasi Nintendo turun 15% sementara penjualan konsol game Switch andalannya juga menurun. Raksasa game Jepang ini menghadapi tantangan rantai pasokan yang menghambat kemampuannya untuk memenuhi permintaan Switch.

 

Sumber

Baca juga: Apa Arti dari Istilah Stock Split dalam Pasar Saham?