Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Saham Stock Split Tesla Mulai Diperdagangkan 25 Agustus 2022
Tesla mengumumkan rencana pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:3. Aksi stock split ini menjadikan harga saham perusahaan yang sempat bergerak pada rentang USD 600—1.000 dalam setahun terakhir, akan lebih terjangkau untuk investor.
Melansir CNN, Sabtu (6/8/2022), saham stock split akan mulai diperdagangkan pada 25 Agustus. Adapun rencana pemecahan saham ini telah disetujui pemegang saham Tesla (TSLA) dalam RUPS Kamis lalu.
Pada perdagangan Jumat, TSLA ditutup sekitar USD 865. Mengacu pada harga tersbeut, maka pasca-split dengan rasio 1:3, maka harga per saham menjadi sekitar USD 288.
Pemecahan saham biasanya dilakukan untuk meningkatkan likuiditas suatu saham, sehingga memudahkan investor untuk membeli dan menjual saham tersebut. Pada dasarnya, langkah ini akan melipatgandakan jumlah saham Tesla di pasar, tetapi penilaian perusahaan secara keseluruhan dan porsi kepemilikan masing-masing investor tidak akan berubah.
Aksi ini juga dapat meningkatkan permintaan saham karena menempatkan harga dalam jangkauan investor individu yang lebih kecil. Sebelumnya, Tesla juga melakukan aksi serupa pada 2020.
Tesla meyakini aksi ini akan membantu mengatur ulang harga pasar saham biasa perusahaan. Sehingga karyawan akan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola ekuitas mereka, sekaligus membantu memaksimalkan nilai pemegang saham.
Sebelumnya, Tesla berencana memecah nilai nominal saham (stock split) dengan rasio tiga banding satu (3:1). Rencana ini dimintakan persetujuan pemegang saham Tesla pada RUPS 4 Agustus 2022.
Menyusul kabar tersebut, saham Tesla naik lebih dari 1 persen ke posisi USD 696,69 pada perdagangan Jumat, 10 Juni 2022.
“Kami percaya stock split akan membantu mengatur ulang harga pasar saham biasa kami sehingga karyawan kami akan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola ekuitas mereka,” ungkap Tesla dalam pengajuannya, dikutip dari CNBC, Sabtu, 11 Juni 2022.
Aksi ini membuat saham Tesla lebih terjangkau oleh investor individu yang lebih kecil. Membantu perusahaan mendapatkan likuiditas dan perpecahan dapat menciptakan lebih banyak permintaan untuk saham perusahaan.
Dalam pengajuannya, perusahaan juga mengungkapkan rencana co-founder Oracle Corp Larry Ellison, teman dari Chief Executive Officer Tesla, Elon Musk, untuk tidak mencalonkan diri untuk pemilihan kembali dewan Tesla ketika masa jabatannya berakhir pada rapat pemegang saham tahun ini.
Ellison sendiri saat ini memiliki 1,5 persen saham Tesla. Sementara CEO Tesla Elon Musk saat ini memegang 23,5 persen saham Tesla dan Vanguard memegang 6 persen saham Tesla.
Elon Musk menjual sebagian besar kepemilikan Tesla-nya sejak akhir 2021, sebagian untuk menopang saham di Twitter, raksasa jejaring sosial yang disetujui untuk diakuisisi sekitar USD 44 miliar.
Baca juga: Apa Arti dari Istilah Stock Split dalam Pasar Saham?
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.