China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Hari ini vaksin resmi digunakan dimana salah satu orang pertama yang akan disuntik adalah presiden Joko Widodo (Jokowi). Kabar ini seharusnya memberikan sentimen positif akibat memberikan kabar gembira terhadap keberlanjutan vaksin di Indonesia.
Namun sayangnya ada ketidaksinambungan dimana setelah adanya kabar resmi ini, saham farmasi justru mengalami koreksi. Koreksi yang dialami juga bukan merupakan koreksi yang kecil akibat mayoritas melebihi 3% hingga 4%.
Kabar bahwa penyuntikan vaksin resmi akan dilakukan hari ini nampaknya belum memberikan dampak positif terhadap saham farmasi. Hal ini disebabkan hanya terdapat satu saham farmasi yang mengalami apresiasi di tengah kabar positif ini.
Seharusnya, kabar ini menjadi sentimen positif akibat memberikan harapan baru terhadap perkembangan vaksin di Indonesia. Namun sayangnya mayoritas pasar belum merasakan hal tersebut.
Baca juga: WSKT Siap Divestasi ke Anak Usaha Dengan Restrukturisasi Keuangan
Terdapat dua kemungkinan dimana kemungkinan pertama, pemain besar memanfaatkan sentimen ini untuk menjual terlebih dahulu agar nanti dapat dibeli kembali bersama apresiasi. Kemungkinan kedua adalah ketidakpercayaan terhadap vaksin yang hari ini digunakan dan kepercayaan bahwa vaksin akan bermasalah.
Namun di luar seluruh kemungkinan tersebut, dengan adanya penyuntikan vaksin ini, terdapat perkembangan mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia. Sayangnya, hasilnya belum terlihat di pasar modal Indonesia.
Hasilnya mayoritas saham farmasi mengalami penurunan. Saham KLBF dikabarkan turun sekitar 2,7%, Saham KAEF turun sekitar 3,2%, Saham INAF turun sekitar 4%, Saham PYFA sekitar 4,3%, dan Saham PEHA sekitar 4,5%.
Hanya terdapat satu saham farmasi yang mengalami apresiasi yaitu Saham IRRA. Saham IRRA dikabarkan telah mengalami apresiasi sekitar 4,6% yang merupakan pencapaian bersama apresiasi IHSG.
Namun mengingat koreksi yang sedang terjadi, mayoritas saham ini memiliki kesempatan untuk merasakan keuntungan. Salah satu saham yang berpotensi untuk dibeli adalah Saham INAF.
Pergerakan Harian Saham INAF
Dapat dilihat bahwa saat ini pergerakan saham sedang terlihat turun dan mengingat adanya cela, kemungkinan cela tersebut akan tertutup sebelum naik kembali. Oleh karena itu terdapat kesempatan beli di Rp 6.248 sebelum kemungkinan naik kembali.
Target selanjutnya jika naik kemungkinan berada di Rp 7.097 sebelum kemungkinan melewati Rp 7.347. Saat ini batas pengaman berada pada Rp 6.028 yang membuat posisi tersebut aman pada rasio keuntungan 1:3 sehingga dapat dipertimbangkan.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.