China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Bitcoin naik lagi dan saat ini sedang berada di atas $11.500 setelah apresiasinya sekitar $300. Harga ini merupakan harga tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, yang diperkirakan terjadi akibat dorongan sentimen stimulus.
Mata uang kripto utama ini telah mengalami apresiasi sejak Oktober dimulai dan banyak analis terlihat memprediksi pergerakannya kembali ke $12.000. Walau masih kurang beberapa langkah lagi untuk mencapai tujuan tersebut, nampaknya pergerakan ke depan akan positif.
Namun, apresiasi ini nampaknya masih rentan akibat menurut beberapa analis pasar saham terlihat volatil terutama mendekati masa pemilu. Pasar saham selalu memperlihatkan volatilitas yang tinggi saat mendekati masa pemilu yang diperkirakan akan terjadi dalam dua pekan. Hal ini menjadi masalah akibat korelasi antara bitcoin dengan pasar modal yang nampaknya masih sangat kuat.
Sehingga, jika pasar saham jatuh, kemungkinan bitcoin akan ikut turun, yang berarti apresiasi saat ini kemungkinan besar juga dapat hilang. Weiss Ratings menyatakan bahwa korelasi ini masih sangat kuat dan terlihat buruk karena adanya risiko dan volatilitas yang dapat membawa bitcoin turun. Namun, korelasi ini secara fakta tidak bisa dipastikan, akibat banyak pihak juga yang menyatakan korelasinya kuat terhadap emas. Walau begitu, tetap saja potensi depresiasi masih besar, akibat pemilu yang umumnya membawa volatilitas pada pasar keuangan.
Di saat yang bersamaan, volatilitas ini dapat dianggap sebagai hal yang baik akibat dapat mendorong bitcoin naik. Contohnya adalah seperti pada 2016 saat Presiden Donald Trump ditunjuk sebagai presiden dan bitcoin naik $1.000 pertama kali dalam tiga tahun. Pergerakan ini memperlihatkan bahwa adanya sentimen positif terhadap kepemimpinan Trump, dan masih ada potensi hal ini dapat terjadi lagi.
Baca juga: Tether Diprediksi Menjadi Mata Uang Kripto Terbesar Kedua di Dunia
Banyak analis pasar yang juga memprediksi bahwa jika Joe Biden terpilih sebagai presiden, pasar keuangan dan juga bitcoin berpotensi turun. Banyak pihak yang mengomentari bahwa Biden tidak akan menjadi presiden yang “bersahabat dengan pasar keuangan”. Hal ini berarti terdapat potensi depresiasi di pasar keuangan.
Saat ini untuk bitcoin, harganya sedang pulih dari penurunannya pada Bulan September. Pada Bulan September, bitcoin mengalami penurunan ke sekitar $10.000 yang merupakan penurunan sekitar $2.000. Namun saat ini kemungkinan besar pemulihan akan terjadi dan $12.000 menjadi target selanjutnya.
Dilansir dari Live Bitcoin News
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.