China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Window dressing adalah salah satu istilah yang sering digunakan yang digunakan dalam dunia keuangan. Istilah ini umumnya digunakan dalam dunia saham dan umumnya terjadi pada akhir tahun yang mempengaruhi pergerakan harganya.
Salah satu istilah yang umumnya menjadi kekhawatiran dalam pasar saham adalah window dressing. Istilah ini umumnya mencerminkan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terkait laporan kinerjanya.
Window dressing ini adalah perilaku dimana perusahaan atau emiten pada umumnya mempercantik perusahaannya di mata publik. Hal ini pada umumnya dilakukan dengan membuat laporan keuangan dan kinerjanya lebih baik.
Prespektif lebih baik yang dimaksud adalah dengan mempercantik kinerja dan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, perusahaan terutama perusahaan keuangan juga akan mempercantik laporan keuangan dengan melaporkan dana yang dikelolanya agar terlihat positif.
Perilaku ini umumnya dilakukan dengan cara melaporkan hanya sisi positif dari perusahaan pada akhir tahun. Caranya adalah dengan melaporkan penjualan serta pembelian terbaru yang memperlihatkan bahwa kondisi perusahaan sedang positif.
Hal ini sering terjadi pada akhir tahun yang pada umumnya dilakukan di Bulan Desember. Tujuan dari perilaku ini adalah untuk mempercantik saham perusahaan agar pada tahun berikutnya terlihat positif dan terus naik.
Hal ini disebabkan akibat adanya sentimen positif yang datang dari window dressing ini. Sehingga saham pada umumnya mengalami apresiasi yang merupakan tujuan awal dari perilaku tersebut.
Sehingga pada umumnya sentimen ini akan berujung pada tahun berikutnya. Hal ini membuat mayoritas saham secara keseluruhan mengalami apresiasi.
Baca juga: Saham BRIS Naik akibat Resminya Bank Syariah Indonesia
Sehingga, hal ini dapat dijadikan strategi dalam mencari keuntungan terutama untuk trader yang memanfaatkan fluktuasi harga. Hal ini juga terbukti sangat efektif akibat juga banyak pihak yang memanfaatkan sentimen tersebut.
Oleh karena itu pergerakan tersebut umumnya juga akan mempengaruhi seluruh pasar saham akibat dilakukan secara bersama. Tahun ini nampaknya hal yang sama akan terjadi yang terlihat dari banyak prediksi mayoritas analis.
Kemungkinan ini juga didukung oleh pergerakan apresiasi yang terlihat pada pasar saham saat ini. Sehingga, mengingat sedang banyaknya sentimen positif secara global dan nasional, insentif untuk window dressing menjadi lebih tinggi.
Namun, jika ingin memanfaatkan momentum ini, investor dan trader tetap harus waspada dan berhati-hati dalam analisis. Investor serta trader juga tetap harus memahami kondisi teknikal dan fundamental perusahaan agar tidak termakan sentimen window dressing.
Hal ini disebabkan adanya kemungkinan dampak dari window dressing yang juga bisa hanya dirasakan dalam jangka pendek. Kemungkinan ini muncul dari pemain besar yang kemungkinan dapat membanting harga setelah sentimen window dressing.
Oleh karena itu investor dan trader tetap harus berhati-hati dan tidak tergiur potensi keuntungan tanpa mengingat risiko. Karena kembali lagi pada teori dasar, semakin tinggi harga saham semakin tinggi juga risikonya.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.