Inggris Terancam Resesi karena Inflasi
Inggris Terancam Resesi? Kenaikan harga-harga semakin menggila di Eropa. Inggris misalnya, mengalami inflasi yang sangat tinggi hingga negeri Ratu Elizabeth […]
Saham Twitter (NYSE:TWTR) berjalan luar biasa awal pekan ini setelah kabar bahwa Elon Musk telah membeli 9,2% saham di perusahaan microblogging ini. Hal tersebut menjadikan Musk pemegang saham terbesar Twitter.
Harga saham raksasa media sosial yang berbasis di San Francisco ini melonjak 27% hari Senin lalu (4/4/22). Dan mempertahankan momentum bullish sampai hari Selasa, serta naik 2% lagi setelah pengumuman bahwa Musk akan bergabung dengan dewan direksi Twitter. Namun, setelah itu saham Twitter anjlok 5,7%. TWTR ditutup di $48,03 hari Kamis.
Reli dua hari setelah Musk membeli saham Twitter, menarik arus masuk $348 juta dari investor ritel. Menandai pembelian dua hari terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut data dari VandaTrack. Banyak dari investor tersebut kemungkinan berasal dari klub penggemar Musk.
Meskipun positif dalam jangka pendek, aktivitas ini menunjukkan bahwa saham Twitter kemungkinan akan menjadi sangat fluktuatif ke depan, terutama karena saham perusahaan sekarang rentan terhadap tweet Musk dan gaya komunikasi yang tiba-tiba.
Baca juga: Elon Musk Jadi Pemegang Saham Terbesar Twitter!
Musk, salah satu pendiri SpaceX dan The Boring Company, mentweet pada hari Selasa kepada lebih dari 80 juta pengikutnya bahwa ia berencana untuk bekerja dengan CEO Twitter Parag Agrawal dan para dewan untuk membuat perbaikan yang signifikan pada aplikasi ini dalam beberapa bulan mendatang.
Sulit untuk memprediksi bagaimana partisipasi aktif Musk pada Twitter akan menguntungkan perusahaan media sosial, yang sedang berjuang untuk meyakinkan investor-investor yang skeptis bahwa mereka serius untuk memperluas bisnisnya setelah CEO dan salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey pergi meninggalkan Twitter secara mendadak bulan November lalu.
Selain itu, tekanan pada Twitter semakin meningkat karena mereka sedang berusaha untuk bergerak cepat dalam membangun produk baru karena menjadi semakin sulit untuk menarik pengguna baru setelah sempat melonjak di masa pandemi. Perusahaan media sosial menghadapi pengawasan peraturan yang ketat sebagai bagian dari dorongan global untuk mengekang informasi yang salah dan penyalahgunaan data pengguna.
Pada bulan Februari, Agrawal dan Chief Financial Officer Ned Segal mengatakan kepada investor bahwa perusahaan berpegang teguh pada tujuan yang ditetapkan tahun lalu, termasuk meningkatkan pendapatan tahunan menjadi $7,5 miliar dan mencapai 315 juta pengguna harian pada akhir tahun 2023.
Tetapi tujuan itu terlihat terlalu ambisius, dan beberapa analis percaya bahkan dengan keterlibatan aktif Musk, target ini akan sulit dicapai.
Inggris Terancam Resesi? Kenaikan harga-harga semakin menggila di Eropa. Inggris misalnya, mengalami inflasi yang sangat tinggi hingga negeri Ratu Elizabeth […]
CEO Terraform Labs Do Kwon dikabarkan akan dikenakan tuntutan oleh LKB & Partners, salah satu firma hukum terkemuka di Korea […]
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Neraca Pembayaran Indonesia membukukan defisit pada kuartal I-2022. Surplus transaksi berjalan tidak mampu menutup ‘lubang’ di transaksi modal dan finansial. […]
Shiba Inu Blokir Pengguna! Gara-gara apa sih? Daeveloper Metaverse Shiba Inu (SHIB), mengumumkan salah satu alamat dompet pengguna telah masuk […]
Korsel Investigasi Anjloknya LUNA dan UST Regulator keuangan top Korea Selatan telah meluncurkan penyelidikan darurat terhadap runtuhnya cryptocurrency LUNA dan stablecoin […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.