Beberapa investor Tesla dan pencinta lingkungan menyerang keputusan Tesla awal tahun ini untuk mulai menerima Bitcoin sebagai pembayaran. Perselisihan tersebut menyoroti klaim kendaraan listrik ramah lingkungan, tapi dibeli menggunakan uang kripto yang intensif energi.
Mengingat penambangan Bitcoin menggunakan listrik dalam jumlah besar, muncul kekhawatiran apakah energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil atau sumber terbarukan. Musk juga dikritik karena menggunakan popularitas dan posisinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia untuk mendukung uang kripto.
“Saya mungkin memompa, tetapi saya tidak membuang.Saya pasti tidak percaya mendapatkan harga tinggi dan menjual.Saya akan ingin melihat Bitcoin berhasil,” kata dia.
Mengikuti komentarnya, Bitcoin naik 6 persen pada USD 31.952 atau sekitar Rp 463,41 juta (asumsi kurs Rp 14.503 per dolar AS), dan Ethereum 10,6 persen lebih tinggi pada USD 1.979, menurut data dari situs web Coindesk.
“Misi Tesla adalah mempercepat hadirnya energi berkelanjutan. Kami tidak bisa menjadi perusahaan yang melakukan itu dan juga tidak melakukan uji tuntas penggunaan energi Bitcoin,” ucapnya.
CEO Tesla, Elon Musk, kemungkinan besar akan kembali menerima pembelian mobil listrik menggunakan bitcoin, setelah penambangan mata uang kripto mencapai penggunaan 50 persen energi terbarukan. Elon Musk mengatakan hal itu diskusi virtual yang diselenggarakan Crypto Council for Innovation. Pernyataan Musk juga sejalan dengan apa yang ia sampaikan bulan lalu melalui Twitter.
“Saya tidak yakin mendapatkan harga tinggi dengan menjualnya. Saya ingin melihat Bitcoin berhasil,” kata Musk.