Garuda Indonesia dikabarkan baru saja mendapatkan pinjaman sekitar Rp 1 Triliun Rupiah untuk mendorong kinerja. Modal ini dikabarkan berasal dari Eximbank yang memberikan program khusus dalam rangka sinergi BUMN.

Garuda Indonesia Disuntik Pinjaman

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra mengungkapkan bahwa perusahaannya baru saja mendapatkan pinjaman. Pinjaman ini berupa pinjaman kredit modal kerja ekspor sebesar Rp 1 Triliun. Pemberian pinjaman ini dikabarkan berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Indonesia Eximbank dalam rangka program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) dan wujud sinergi BUMN.

Pihak perusahaan pertama menyampaikan kabar ini kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Oktober 2020. Kemudian, BEI mempublikasikan keterbukaan informasi GIAA tersebut pada Kamis 8 Oktober 2020 malam hari melalui laman resmi BEI. Fasilitas kredit ini merupakan kerja sama Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) antara Garuda Indonesia dan LPEI. Tujuannya adalah sebagai wujud sinergi BUMN dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian nasional, khususnya pengembangan sektor ekspor.

Baca juga: Elnusa Kembali Meraih Sertifikasi ISO untuk Meningkatkan Kinerja

Irfan menyebutkan bahwa upaya pengembangan ekspor yang dilakukan GIAA tersebut berupa penyediaan aksesibilitas jalur penerbangan. Selain itu juga pengembangan ekspor dilakukan dengan pengembangan kapabilitas bisnis perusahaan. Tujuan dari segala pengembangan ekspor ini adalah untuk meningkatkan daya saing komoditas ekspor Indonesia.

Sebelum inovasi ini, Garuda Indonesia telah meluncurkan sejumlah rute penerbangan khusus. Rute khusus kargo ini mencakup penerbangan dari wilayah penghasil komoditas ekspor unggulan nasional. Pembukaan rute penerbangan kargo itu menjadi komitmen berkelanjutan bagi GIAA sebagai national flag carrier. Kedepannya GIAA akan terus berperan aktif mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.

Dampak Terhadap Saham GIAA

Kabar ini berpotensi mengangkat saham GIAA akibat adanya dorongan modal baru untuk meningkatkan kinerja. Salah satu cara tersebut adalah dengan inovasi-inovasi yang dinyatakan sebelumnya serta sentimen dukungan dari sinergi BUMN. Namun, kabar ini juga bisa menjadi sentimen buruk bagi GIAA.

Hal ini disebabkan oleh Garuda Indonesia yang kondisi keuangannya dinilai sedang tidak cukup sehat. Selain itu, dengan sentimen pandemi Covid-19 yang menghalangi kinerja operasional dan menurunnya pendapatan, pinjaman ini dapat memperbesar rasio utang seperti DER yang dapat memberi sentimen bagi investor. Sehingga masih ada kemungkinan untuk GIAA naik dan turun yang juga terlihat dari aspek teknikal.

Pergerakan Harian GIAA

Dari sisi teknikal, kemungkinan pergerakan kedepannya masih belum terlihat pasti akibat masih kuatnya dua kemungkinan yaitu naik dan turun. Saat ini, pergerakan terlihat terjebak dalam pola symmetrical triangle yang dapat menandakan pergerakan naik ataupun turun setelah keluar. Namun, indikator RSI menandakan bahwa terdapat pola divergence yang mengindikasikan turun. Tetapi, jika harga naik keluar dari pola symmetrical triangle nampaknya pergerakan akan terus naik melihat adanya potensi Bullish Pennant walau lemah.

Jika berhasil naik, target selanjutnya adalah pada Rp 248 sebelum terus naik kembali ke Rp 270 dan kemudian Rp 304. Berikutnya, jika terus naik, tujuan selanjutnya ada pada Rp 354 sebelum naik ke Rp 400 dan kemudian Rp 427, sebelum terus naik ke atas. Tapi sebaliknya, jika turun, tujuan selanjutnya nampaknya berada pada Rp 214 sebelum turun ke Rp 180. Selanjutnya, jika terus turun, target berikutnya ada pada Rp 161 sebelum menyentuh Rp 146.

Tags: