China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) akan fokus menatap prospek kinerja di tahun depan dengan beberapa strategi. Meski pelemahan pasar bisnis tekstil dan produk tekstil (TPT) akan mempengaruhi capaian kinerja perseroan di tahun ini, POLY tetap bergerak dengan positif.
Perusahaan menargetkan tahun depan bisa membukukan laba bersih kisaran $4 juta hingga $5 juta. Selain itu target ini diprediksi akan dicapai dengan prediksi EBITDA pada kisaran $18 juta di tahun 2021.
Menurut Ravi Shankar, Direktur Utama POLY salah satu caranya adalah dengan mendorong penjualan produk bernilai tambah, khususnya di segmen medis. Perusahaan telah menambah portofolio untuk bahan baku tekstil medis yang dipergunakan di baju APD, masker dan perlengkapan lainnya.
Kontribusinya sampai akhir tahun ini diakui masih kecil, kurang lebih sekitar 8% dari total pendapatan perseroan. Namun mengingat penerapan protokol kesehatan masih berlanjut hingga tahun depan, POLY masih optimistis.
Optimisme ini terlihat dari kontribusi produk TPT medis di tahun depan yang diprediksi mencapai 20% dari total penjualan. Selain produk medis, perusahaan juga akan mendorong pengembangan produk tekstil bernilai tambah untuk kebutuhan otomotif dan produk ramah lingkungan.
Secara keseluruhan di tahun 2021, Ravi memperkirakan pasar komoditas TPT secara umum baru bisa pulih di kuartal kedua. Sehingga perseroan memproyeksikan penjualan bersih tahun 2021 hanya berkisar US$ 350 juta.
Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan perolehan penjualan tahun 2019 yang mencapai US$ 396,68 juta masih tergolong lebih rendah. Akibat terdampak pandemi Covid-19, tahun ini perusahaan belum memberikan prediksi pendapatan bersihnya sampai akhir tahun.
Namun, sampai kuartal ketiga tahun 2020 POLY membubuhkan penjualan bersih $181,24 juta atau turun 42% secara tahunan. Bahkan menurut manajemen beberapa pabrik yang mendapatkan bahan baku dari POLY sempat tutup dan tak beroperasi.
Baca juga: INDY Kerja Sama dengan Pertamina Kembangkan Energi Alternatif
Selain itu, kata Ravi, impor produk TPT dengan harga murah juga masih menghambat penyerapan produk lokal. Perusahaan memperkirakan sampai akhir tahun, impor tersebut masih akan meningkat, yang menyebabkan sulitnya perusahaan bersaing.
Oleh karena itu perusahaan berharap impor tersebut dapat dibatasi oleh regulasi yang menyokong industri. Dikarenakan situasi masih penuh tantangan, maka Ravi mengatakan bahwa perusahaan akan terus mendorong efisiensi dengan penghematan biaya di berbagai lini.
Selain itu, perusahaan juga akan mendorong keberadaan produk bernilai tambah. Selain itu POLY juga masih berkutat dengan isu restrukturisasi utang, yang dapat rampung di tahun depan.
Dilansir dari IPOTNEWS
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.