Pemilihan Presiden Amerika masih belum selesai akibat masih ada beberapa negara bagian yang melakukan perhitungan suara. Walaupun belum selesai, ternyata pasar keuangan sudah mulai aktif dimana IHSG justru memperlihatkan apresiasi pada pagi ini. Hal ini menjadi pergerakan yang cukup mengejutkan, mengingat ketidakpastian pemilihan presiden ini yang seharusnya menekan IHSG turun. Oleh karena itu, kemungkinan pergerakan turun masih dapat terlihat walau hingga saat ini mayoritas pasar keuangan sedang naik.

Pemilihan Presiden Amerika Belum Selesai

Perhitungan data pemilihan Presiden Amerika masih berlangsung hingga saat ini, dan nampaknya persaingan masih sangat ketat. Saat ini, masih ada beberapa negara bagian yang belum terhitung suaranya secara total sehingga masih banyak kemungkinan tentang hasil akhir dari pemilihan presiden ini. Seharusnya sentimen ini membuat ketidakpastian di pasar keuangan, namun nampaknya terlihat bahwa pagi ini banyak apresiasi yang terjadi.

Saat ini, perhitungan suara masih diungguli oleh Joe Biden dengan perbedaan suara sekitar 3% dengan Donald Trump. Kemungkinan besar, keunggulan ini yang menjadi penyebab apresiasi yang terjadi pada pembukaan pagi ini. Hal ini disebabkan banyaknya asumsi stabilitas yang akan dihasilkan pada pasar keuangan jika Joe Biden memenangkan pemilihan presiden. Selain itu, terdapat asumsi juga bahwa Joe Biden akan menambah pemerataan kesejahteraan walau meningkatkan kebijakan pajak. Tetapi rencana kebijakan tersebut dapat menjadi sentimen positif terhadap Amerika yang kemungkinan akan memperlihatkan pemerataan dalam pertumbuhan ekonomi.

Tetapi di sisi lain, Trump memiliki kebijakan untuk mengurangi pajak dan mendorong perekonomian yang seharusnya menjadi sentimen positif untuk pasar keuangan. Selain itu, kebijakan Biden mengenai pajak juga dapat mengurangi sentimen kalangan atas untuk melakukan investasi. Namun dengan volatilitas pasar keuangan yang diberikan oleh Trump sebelumnya, kemungkinan sentimen positif menjadi terbentuk dari sisi stabilitas yang diprediksi akan dihasilkan dari Biden. Tetapi untuk saat ini dengan ketidakpastian tersebut, pasar keuangan seharusnya bergerak volatil bahkan turun.

IHSG Naik Tapi Berpotensi Turun Akibat Data Resesi

Namun, dapat dilihat bahwa yang terjadi tidak seperti teori. Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat pada awal perdagangan hari ini. Hingga pukul 10.41, IHSG telah naik dari pembukaan pada Rp 5.161,39 menjadi Rp 5.210,53. Sebanyak 226 saham melaju di zona hijau dan sekitar 52 saham di zona merah, dan 127 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai lebih dari Rp 6,795,9 miliar dengan volume 1,24 juta saham.

Baca juga: Laba Bersih SMGR Naik! Pergerakan Saham Ikut Terdorong

Apresiasi ini nampaknya tidak akan bertahan lama akibat adanya potensi muncul sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, dikabarkan terdapat publikasi data PDB Indonesia kuartal ketiga tahun 2020 yang menunjukkan kontraksi sebesar -3,49%. Publikasi ini menjadi data yang menunjukkan bahwa Indonesia telah resmi memasuki resesi akibat penurunan tersebut adalah penurunan terendah sejak 1998. Oleh karena itu, sentimen negatif akan sangat kuat yang dapat membawa IHSG turun.

Selain itu, dari luar negeri, terdapat potensi penurunan akibat pemilihan presiden yang hasilnya masih belum pasti. Sehingga investor diharapkan berhati-hati dan tidak terlena dengan apresiasi yang terjadi pada pagi ini. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan pergerakan seperti kemarin yang menunjukkan apresiasi di sesi pertama dan penurunan tajam di sesi kedua perdagangan. Pergerakan ini menjadi sangat mungkin akibat sudah resminya data resesi yang dikeluarkan. Namun kondisi ini dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan membeli akibat rendahnya harga saat ini dan potensi pulih di 2021 bersama data pertumbuhan kuartalan yang naik.

Tags: