China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
PT Bumi Resources Minerals Tbk., (BRMS) pada kuartal kedua 2022 mengincar peningkatan produksi emas bersama penyelesaian pabrik di Poboya, Palu. Pabrik tersebut, ditargetkan dapat mengolah sampai dengan 4.000 ton bijih emas per harinya.
CEO dan Direktur Utama BRMS, Suseno Kamadibrata menjelaskan, pabrik ini seharusnya dapat berkontribusi lebih. Seharusnya terjadi peningkatan kinerja perseroan di kuartal I 2021, namun terkendala keterlambatan pengiriman suku cadang dari Tiongkok untuk perawatan berkala fasilitas pabrik.
Untuk diketahui, perseroan menargetkan kontribusi sebanyak 15 juta ton sampai 20 juta ton cadangan dan sumber daya bijih emas. Pada kuartal I 2021, Bumi Resources meraih kinerja positif dengan lonjakan pendapatan sebanyak 99,86%.
Sebab itu, laba bersih yang diperoleh melesat hingga $1,67 juta, dari sebelumnya untung $161.260. Adapun produksi emas yang berhasil perseroan catat pada periode ini sebanyak 24 kilogram, naik tajam dari 2kg di kuartal pertama 2020.
Pada periode yang sama, perseroan juga mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar $2,02 juta yang terdiri dari penghapusan utang dan penilaian persediaan. Penghapusan utang merupakan pendapatan yang dicatatkan karena adanya efisiensi dan penghematan biaya.
Baca juga: Harum Energy Beli Saham Asing, Ini Jumlah Pembeliannya
Sedangkan, penilaian persediaan merupakan pendapatan yang berasal dari tambahan persediaan bijih (ore stockpile). Persediaan tersebut adalah yang ditinggalkan oleh para penambang liar (Penambangan Tanpa Izin/PETI) sebelumnya.
Lebih lanjut, Suseno berharap kinerja positif ini dapat berlanjut hingga di semester kedua tahun ini, target ini akan dicapai dengan pengoperasian pabrik dengan kapasitas penuh. Di triwulan pertama, segmen konsultasi pertambangan belum memberikan kontribusi terhadap pendapatan Bumi Resources.
Adapun sebelumnya, Pabrik Poboya tersebut, dibiayai oleh aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). HMETD dilaksanakan dengan raihan dana segar mencapai Rp1,6 triliun.
Sekitar $48 juta dana rights issue dipergunakan perseroan untuk pembangunan pabrik pengolahan bijih emas. Selain itu sekitar $23 juta digunakan untuk membiayai pengeboran di beberapa prospek emas.
Setelah HMETD, jumlah saham perseroan meningkat menjadi sebanyak 93,9 miliar saham. Keberhasilan pelaksanaan ini menandakan adanya kepercayaan dari para pemegang saham terhadap perseroan.
Perseroan juga mengalokasikan sekitar $5,25 juta dari dana HMETD untuk melakukan pengeboran di beberapa prospek emas. Selain itu, dana digunakan untuk mengembangkan lokasi tambang emas di Motomboto, Gorontalo, Sulawesi.
Dilansir dari Berita Satu
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.