Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Harga Bitcoin turun tajam setelah pengumuman Federal Reserve mereka akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk memerangi inflasi yang sangat tinggi.
Setelah pengumuman sebelum rebound di tengah volatilitas pasar yang meluas, harga Bitcoin turun di bawah USD 19.000 atau sekitar Rp 285,5 juta.
Pada Kamis (22/9/2022) pagi, bitcoin diperdagangkan di sekitar USD 18.490, turun sekitar 2,12 persen selama satu hari terakhir. Bitcoin juga turun sekitar 8,53 persen dalam tujuh hari terakhir.
Saham juga turun setelah berita tersebut, dengan Dow Jones dan S&P 500 keduanya turun sekitar 0,70 persen. Tak hanya The Fed, bank sentral lainnya, telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan kenaikan harga.
The Fed sangat agresif dalam pendekatannya karena inflasi di AS berada pada level tertinggi empat dekade, membuat investor mencari tempat berlindung yang aman seperti dolar AS dan menghindari aset “berisiko” seperti saham dan kripto.
Baca juga: Harga Ethereum Classic Anjlok 23%, Kok Bisa?
Faktanya, harga Bitcoin tahun ini diperdagangkan paling mirip dengan saham teknologi, menurut data Arcane Research. Harga Bitcoin saat ini telah turun 70 persen lebih rendah dari tertinggi sepanjang masa November 2021 di USD 69.044.
Analis pasar senior OANDA untuk Amerika, Edward Moya mengatakan saat ini kondisi pasar tengah terganggu, tetapi masih ada harapan untuk aset berisiko seperti kripto.
“Ini adalah pendekatan menunggu dan melihat. Investor jangka panjang masih berkomitmen untuk kripto dan mereka tidak akan terpengaruh oleh keputusan hari ini mereka mengantisipasi kripto akan berdagang berdasarkan fundamentalnya sendiri, pada akhirnya, tidak seperti saham teknologi,” ujar Moya dikutip dari Decrypt, Kamis, 22 September 2022.
Darius Sit dari perusahaan investasi kripto yang berbasis di Singapura, QCP Capital, mengatakan hal serupa dengan Moya, meskipun Bitcoin telah diperdagangkan seperti “aset berisiko makro”, Bitcoin dapat mematahkan korelasi itu di masa depan.
Baca juga: Bank Indonesia Diprediksi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Menguat?
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.