Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Ikuti The Fed?
Rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.980/US$, padahal di awal hingga pertengahan perdagangan berada di zona penguatan.
Pergerakan tersebut lazim terjadi menjelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Bank sentral paling powerful di dunia ini diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, dan tidak menutup kemungkinan 100 basis poin.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga pekan ini.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.
Sebanyak 12 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,00% sementara dua lembaga/institusi memproyeksi kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.
Sebelum pengumuman suku bunga tersebut, baik The Fed maupun BI, rupiah masih akan bergerak dalam rentang sempit. Penguatan atau pun pelemahannya tidak akan besar, termasuk pada perdagangan Rabu (21/9).
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah melemah tipis kemarin.. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR semakin jauh ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50) kisaran Rp 14.890/US$ – Rp 14.900/US$.
MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kembali bergerak naik tetapi belum masuk wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Level psikologis Rp 15.000/US$ kini menjadi resisten yang akan menahan pelemahan rupiah. Tetapi jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 15.030/US$ – Rp 15.050/US$.
Sementara melihat indikator stochastic yang masuk wilayah overbought pada grafik harian, begitu juga pada grafik 1 jam, ada peluang rupiah bisa menguat.
Selama bertahan di bawah Rp 15.000/US$, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.950/US$ – Rp 14.930/US$.
Jika level tersebut ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju ke Rp 14.900/US$.
Baca juga: Kurs Dolar Australia Melemah Gara-gara China?
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.