Anggaran infrastruktur Indonesia di RAPBN 2021 terlihat masih sangat besar. Akibat dari anggaran ini, sentimen positif menjadi tercipta terhadap beberapa harga saham emiten konstruksi.

Anggaran Infrastruktur RAPBN 2021

Dikabarkan bahwa alokasi anggaran RAPBN 2021 telah dibentuk, dan nampaknya alokasi untuk infrastruktur negara masih terlihat besar. Dikabarkan bahwa alokasi untuk infrastruktur negara telah mencapai 414 Triliun Rupiah. Total alokasi ini merupakan alokasi terbesar kedua dalam RAPBN 2021 setelah alokasi untuk dukungan perlindungan sosial.

Pidato Presiden Joko Widodo, akhir pekan lalu menyebutkan pandemi Covid-19 memperlihatkan bahwa ketersediaan dan fungsi infrastruktur digital menjadi sangat penting. Oleh karena itu, belanja infrastruktur diarahkan untuk penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas.

Pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan infrastruktur padat karya yang mendukung kawasan industri dan pariwisata, serta pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar, seperti air, sanitasi, dan pemukiman.

Baca juga: Bank Mandiri Menjadi Penguasa Kredit Sindikasi Indonesia!

Akibat dari alokasi yang besar ini, emiten-emiten pada sektor konstruksi mendapatkan dorongan akibat sentimen positif. Dorongan ini terlihat dari penutupan kemarin yang membuat beberapa saham sektor konstruksi mengalami peningkatan.

Dampak Bagi Saham Konstruksi

Setelah penutupan kemarin, terlihat bahwa beberapa saham konstruksi mengalami apresiasi akibat RAPBN 2021 yang diumumkan. Salah satunya adalah WIKA yang melesat 8,4% dan WSKT yang meningkat sekitar 3,1% dari pekan lalu. ADHI juga terlihat menguat sekitar 2,5% dan juga TOTL yang meningkat sebesar 1,4%.

Apresiasi dari empat saham konstruksi ini memperlihatkan bagaimana kabar RAPBN 2021 dapat menjadi sentimen positif. Hal ini disebabkan oleh pemerintah yang ingin fokus pada pembangunan infrastruktur di Indonesia berdasarkan RAPBN 2021. Sehingga, dorongan positif terhadap emiten konstruksi menjadi berkembang.

Namun, tidak seluruh saham konstruksi mengalami apresiasi dengan TOPS dan PPRO yang stagnan serta JSMR yang mengalami penurunan. Sehingga, walau terdapat sentimen positif pada sektor konstruksi, analisis lebih dalam masih perlu dilakukan dalam pemilihan saham untuk melihat fundamental emiten dan harga saham. Hal ini disebabkan tidak semua saham konstruksi dapat terdorong sentimen positif ini akibat adanya faktor lain yang melemahkannya.

Dilansir dari IPOTNEWS

Tags: