China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Asal tahu saja, bank mini adalah sebutan lain untuk bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 30 Juni 2021, FinAccel Teknologi Indonesia menguasai 24,00% saham BBSI. Sementara, per 28 Juli 2021, Akulaku resmi menjadi pemegang saham pengendali BBYB setelah mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kini, Akulaku menggenggam 1.664.157.909 saham atau sekitar 24,98% saham BBYB.
Dilansir langsung dari Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas secara ringkas kinerja fundamental dan saham BBSI dan BBYB serta kabar terbaru mengenai keduanya.
Sebenarnya, selain BBSI dan BBYB, tercatat ada dua bank ‘kecil’ lain yang disokong oleh perusahaan teknologi raksasa, tetapi Tim Riset tidak memasukkannya dalam pembahasan lantaran bukan merupakan emiten perbankan.
Kedua bank yang dimaksud adalah PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) yang sebagian sahamnya dikuasai induk perusahaan layanan pesan Line, Line Corporation, pada 2018 lalu dan PT SeabankIndonesia (sebelumnya bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi) yang dicaplok induk e-commerce Shopee, Sea Group pada awal tahun ini.
Mari kita bahas satu persatu.
Sepanjang kuartal I 2021, pendapatan bunga BBSI naik 35,20% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 28,78 miliar. Dari situ, didapatkan pendapatan bunga bersih senilai Rp 22,85 miliar, naik 70,27% dari Rp 13,42 miliar pada akhir Maret 2020.
Laba bersih BBSI sendiri tercatat tumbuh 54,38% dari Rp 8,21 miliar pada triwulan I 2020 menjadi Rp 12,67 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Kemudian, penyaluran kredit BBSI naik 2,86% dari Rp 903,61 miliar pada akhir Desember 2020 menjadi Rp 929,44 miliar pada 31 Maret 2021. Adapun dana pihak ketiga (DPK) tercatat turun dari Rp 411,59 pada akhir 2020 menjadi Rp 404,97 miliar pada kuartal I tahun ini.
Sementara, total aset BBSI tumbuh 0,27% menjadi Rp 1,445 triliun pada akhir Maret 2021 dibandingkan posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 1,441 triliun.
Jumlah liabilitas BBSI tercatat sebesar Rp 423,13 miliar, sementara jumlah ekuitas bank sebesar Rp 1,02 triliun pada kuartal I 2021.
Positifnya kinerja fundamental dibarengi oleh moncernya kinerja saham BBSI. Selama sepekan terakhir saham ini, bersama saham bank mini lainnya, menemukan gairahnya kembali dengan melesat 31,89%.
Sementara, dalam sebulan saham BBSI melejit 79,15%, setelah hanya memerah 3 kali dan stagnan 1 kali. Adapun secara year to date (ytd) saham ini sudah ‘meroket’ 562,65%.
Kabar teranyar, BBSI akan melakukan penerbitan saham baru dengan skemamemberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issueuntuk yang kedua kalinya (Penawaran Umum Terbatas/PUT II).
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BBSI diwakili oleh Presiden Direktur BBSI Laniwati Tjandra mengatakan perseroan berencana untuk melakukan PUT II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 434.782.609 saham dengan nilai nominal Rp 100/saham. Jumlah itu setara dengan 14,37% dari modal disetor perseroan.
Dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan demi memenuhi ketentuan modal inti OJK dan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.
Mari beralih ke BBYB. Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, BBYB berhasil membukukan pendapatan bunga Rp 142,73 miliar, naik 6,88% secara tahunan dari Rp 133,54 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, pendapatan bunga bersih BBYB terkoreksi 4,89% menjadi Rp 52,32 miliar pada kuartal I 2021. Seiring dengan turunnya pendapatan bunga bersih, laba bersih BBYB pada kuartal I 2020 yang sebesar Rp 13,20 miliar berubah menjadi rugi bersih Rp 50,27 miliar pada periode yang sama 2021.
Seperti saham BBSI, saham BBYB juga punya kinerja yang oke punya. Selama seminggu terakhir saham ini melejit 81,31%, didorong oleh resminya Akulaku menjadi pemegang saham mengendali BBYB pada 28 Juli lalu.
Sementara, dalam sebulan saham BBYB ‘terbang’ 140,10% dan ‘membumbung’ setinggi 225,26% sejak awal tahun.
Kabar terkini, BBYB sedang menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV melalui rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 saham baru.
Adapun nilai nominal dalam aksi korporasi ini sebesar Rp100/saham atau setara dengan Rp 249.817.321.200 (249,82 miliar).
Rencana rights issue sendiri sudah mendapat restu dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 September 2020.
PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Gozco Capital selaku Pemegang Saham Utama Perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya untuk membeli saham baru tersebut.
Dana yang diperoleh dari hasil PUT IV, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja pengembangan usaha BBYB, berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Informasi saja, Akulaku adalah platform perbankan dan keuangan digital yang didirikan pada Juli 2014. Kemudian pada Agustus 2014 mendapatkan akuisisi IDG (International Data Group, Inc) Capital Angel Investment.
Saat ini Akulaku beroperasi di Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Menurut data Crunchbase, Akulaku telah meraup pendanaan US$ 218 juta dalam 8 putaran. Terakhir, Akulaku mendapatkan US$ 100 juta pada 10 Januari 2019 di mana pada putaran tersebut Ant Group ikut terlibat. Saat ini, selain Ant Group dan IDG Capital, Akulaku disokong oleh Sequoia Capital India, dan 10 investor lainnya.
Baca juga: Bank of Korea melakukan uji coba Mata Uang Digital Bank Sentral
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.