China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Perekonomian Selandia Baru diprediksi membaik akibat publikasi data inflasi yang akan dikeluarkan pada esok hari Jumat, 23 Oktober 2020. Data tersebut dikabarkan akan dipublikasi pada 04.45 WIB dan diprediksi akan memperlihatkan kenaikan inflasi.
Besok, 23 Oktober 2020, dapat menjadi bukti nyata bahwa perekonomian Selandia Baru sudah mulai pulih walaupun masih terdapat sentimen Covid-19. Bukti nyata ini akan ditunjukkan melalui publikasi data inflasi yang diprediksi akan naik. Dengan data inflasi yang naik ini, kemungkinan menjadi pertanda bahwa perekonomian Selandia Baru sudah berjalan lagi. Hal ini disebabkan oleh dengan naiknya inflasi maka semakin banyak uang yang beredar, dan berarti semakin banyak kegiatan ekonomi yang terjadi.
Terhambatnya kegiatan ekonomi ini menjadi salah satu masalah utama yang menjadi penyebab utama krisis hampir di seluruh dunia saat ini. Hal ini disebabkan oleh Covid-19 yang membatasi ruang gerak, sehingga jumlah uang yang beredar lebih sedikit. Selain akibat terbatasnya ruang gerak, daya beli yang menurun juga menjadi penyebab yang sebenarnya terikat antar satu sama lain. Sehingga, jika data yang dipublikasi memperlihatkan kenaikan inflasi, maka hal tersebut menjadi pertanda kebijakan yang diterapkan sudah efisien.
Diprediksi bahwa inflasi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan secara tahunan dan kuartalan. Secara tahunan, jika dibandingkan dengan tahun 2019, diprediksi bahwa inflasi akan naik menjadi 1,7%. Secara kuartalan, jika dibandingkan dengan kuartal kedua, inflasi di kuartal ketiga diprediksi naik menjadi sekitar 0,9%. Hal ini sangat baik akibat pada kuartal sebelumnya angka mencapai -0,5% yang menandakan betapa besarnya dampak dari Covid-19.
Jika data tersebut benar sesuai prediksi, kemungkinan besar akan muncul sentimen positif terhadap Selandia Baru. Hal ini disebabkan oleh perekonomian yang diprediksi akan membaik. Sehingga, kemungkinan akan muncul juga sentimen positif terhadap mata uangnya yaitu Dolar Selandia baru. Walaupun Dolar Selandia Baru dianggap sebagai salah satu mata uang berisiko tinggi, kabar dari data ini nampaknya akan memberikan kepercayaan pada investor.
Baca juga: Dolar Kanada Diprediksi Menguat Bersama Data Penjualan Ritel
Oleh karena itu, kemungkinan besar Dolar Selandia baru akan mendapatkan dorongan positif dan akan terus terapresiasi terhadap beberapa mata uang utama. Namun, yang dapat menjadi perhatian adalah, dengan naiknya inflasi, ada kemungkinan bahwa nilai Dolar Selandia akan turun. Hal ini disebabkan oleh teori ekonomi, dan kemungkinan dapat dijadikan sentimen negatif yang dapat mendorong nilainya turun secara nyata di pasar. Sehingga, kedepannya investor harus berhati-hati dan menganalisis lebih dalam sebelum menanamkan dana di Dolar Selandia Baru.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.