Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022
Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022! Perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco melaporkan pada Minggu (15/5) lonjakan laba bersih […]
Harga Bitcoin Diproyeksikan Mentok di $50.000, Berikut Penyebabnya
Banyak analis memperkirakan, kenaikan suku bunga oleh The Fed akan mengarah pada pergerakan positif harga Bitcoin. Tapi, investor miliarder terkemuka ini, bagaimanapun, tidak setuju.
Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital Holdings Ltd., dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg baru-baru ini, mengesampingkan kemungkinan Bitcoin memecahkan rekor harga tertinggi pada tahun ini.
Menurutnya, harga Bitcoin sepanjang tahun ini hanya akan bergerak di wilayah US$30.000 hingga US$50.000.
Novogratz menyebutkan, meskipun The Fed mengerek suku bunga, tidak mungkin investor mau menginvestasikan banyak uangnya ke kripto selama pandemi Covid-19, yang membantu Bitcoin mencapai level tertinggi baru.
Dengan The Fed mempertimbangkan pengetatan pasar dalam upaya untuk mengatasi inflasi, dia bilang, investor juga mengevaluasi risikonya. Ini berarti, kemungkinan memompa uang ke Bitcoin lebih rendah tahun ini.
“Bitcoin adalah cerita naratif. Ini membawa orang ke dalam komunitas. Sulit untuk mendatangkan orang baru ketika rumah mereka terbakar,” kata Novogratz kepada Bloomberg, seperti dikutip CryptoSlate.
Dia menambahkan, perang yang sedang berlangsung di Ukraina juga akan memengaruhi pilihan investor.
Perang yang sedang berlangsung telah membawa pasar saham dan kripto ke dalam serangkaian pergerakan yang tidak terduga.
Harga Bitcoin, selama hari-hari awal perang, bereaksi positif karena diyakini Rusia bakal menggunakan kelas aset untuk menghindari sanksi.
Namun, itu tidak mungkin karena sifat pasar yang transparan dan alasan lainnya.
Hal ini menyebabkan analis yang telah mengamati pasar menyimpulkan, pemegang jangka panjang terus membeli Bitcoin setiap kali harga turun. Sedang investor jangka pendek menjual segera setelah ada reli.
Itulah yang menyebabkan perdagangan sempit Bitcoin selama beberapa minggu terakhir.
Mengutip data CoinMarketCap pada Rabu (16/3) pukul 21.05 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 40.535,96 atau naik 4,71% dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin sempat melompat menembus level US$ 41.000 dari posisi US$ 39.000.
Sempat menyentuh US$47.000 di awal tahun, harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi market cap setelah itu lebih banyak bergerak di kisaran US$37.000-US$44.000.
Baca juga: 3 Alasan Kripto Belum Melambung Lebih Tinggi
Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022! Perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco melaporkan pada Minggu (15/5) lonjakan laba bersih […]
Jokowi Bertemu Elon Musk, Bahas Apa Ya? Presiden Joko Widodo berkunjung ke Space X di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu, […]
Kapitalisasi Pasar Kripto Turun Rp2.927 Triliun Anjloknya pasar kripto baru-baru ini, telah menyebabkan miliaran dolar terhapus dari pasar. Sebagian besar […]
Saham Meme Melonjak, GameStop Naik 10%! GameStop (GME) melonjak 10% pada perdagangan Kamis kemarin. Situasi ini membuat aktivitas perdagangan sempat […]
Penyebab Terra LUNA Anjlok, Ada Apa Sih? Token native jaringan Terra, LUNA Coin, terperosok sangat dalam pada perdagangan Kamis, 12 Mei […]
Aramco, Perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, berhasil melampaui Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia pada Rabu (11/5/2022). Saudi Aramco […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.