Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Harga Bitcoin Diproyeksikan Mentok di $50.000, Berikut Penyebabnya
Banyak analis memperkirakan, kenaikan suku bunga oleh The Fed akan mengarah pada pergerakan positif harga Bitcoin. Tapi, investor miliarder terkemuka ini, bagaimanapun, tidak setuju.
Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital Holdings Ltd., dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg baru-baru ini, mengesampingkan kemungkinan Bitcoin memecahkan rekor harga tertinggi pada tahun ini.
Menurutnya, harga Bitcoin sepanjang tahun ini hanya akan bergerak di wilayah US$30.000 hingga US$50.000.
Novogratz menyebutkan, meskipun The Fed mengerek suku bunga, tidak mungkin investor mau menginvestasikan banyak uangnya ke kripto selama pandemi Covid-19, yang membantu Bitcoin mencapai level tertinggi baru.
Dengan The Fed mempertimbangkan pengetatan pasar dalam upaya untuk mengatasi inflasi, dia bilang, investor juga mengevaluasi risikonya. Ini berarti, kemungkinan memompa uang ke Bitcoin lebih rendah tahun ini.
“Bitcoin adalah cerita naratif. Ini membawa orang ke dalam komunitas. Sulit untuk mendatangkan orang baru ketika rumah mereka terbakar,” kata Novogratz kepada Bloomberg, seperti dikutip CryptoSlate.
Dia menambahkan, perang yang sedang berlangsung di Ukraina juga akan memengaruhi pilihan investor.
Perang yang sedang berlangsung telah membawa pasar saham dan kripto ke dalam serangkaian pergerakan yang tidak terduga.
Harga Bitcoin, selama hari-hari awal perang, bereaksi positif karena diyakini Rusia bakal menggunakan kelas aset untuk menghindari sanksi.
Namun, itu tidak mungkin karena sifat pasar yang transparan dan alasan lainnya.
Hal ini menyebabkan analis yang telah mengamati pasar menyimpulkan, pemegang jangka panjang terus membeli Bitcoin setiap kali harga turun. Sedang investor jangka pendek menjual segera setelah ada reli.
Itulah yang menyebabkan perdagangan sempit Bitcoin selama beberapa minggu terakhir.
Mengutip data CoinMarketCap pada Rabu (16/3) pukul 21.05 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 40.535,96 atau naik 4,71% dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin sempat melompat menembus level US$ 41.000 dari posisi US$ 39.000.
Sempat menyentuh US$47.000 di awal tahun, harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi market cap setelah itu lebih banyak bergerak di kisaran US$37.000-US$44.000.
Baca juga: 3 Alasan Kripto Belum Melambung Lebih Tinggi
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.