China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Darya Varia dikabarkan telah mengalami penurunan pendapatan dan laba hingga akhir September 2020. Namun, penurunan ini dikompensasi dengan peningkatan dalam penjualan multivitamin.
Pendapatan dan laba PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) dikabarkan turun akibat beberapa penjualan yang mengalami perlambatan. Penjualan bersih Darya Varian turun 9% secara tahunan menjadi Rp 1,28 triliun dan laba bersih Darya Varia turun 16,94% secara tahunan menjadi Rp 147,29 miliar.
Dua segmen usaha DVLA yakni bisnis obat resep dan bisnis ekspor & jasa maklon terkontraksi hingga dua digit. Kinerja bisnis obat resep mengalami penurunan 15% serta bisnis ekspor dan toll manufacturing turun 32%, keduanya secara tahunan.
Penurunan ini dikarenakan tingkat kepercayaan konsumen yang menurun serta turunnya jumlah pasien reguler yang berobat selama masa pandemi Covid-19. Walaupun begitu, penurunan ini bisa dikompensasi oleh segmen obat bebas DVLA yang tumbuh 13% secara tahunan menjadi Rp 588,50 miliar.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh meningkatnya penjualan produk multivitamin seperti Enervon-C dan Vicee selama masa pandemi corona. Tetapi, terlepas dari berbagai tantangan dari pandemi 2020, Darya Varia tetap berusaha memperkuat bisnis.
Strategi Darya Varia untuk meningkatkan bisnisnya adalah dengan menerapkan serangkaian upaya dalam meningkatkan produktivitas di seluruh fasilitas produksi. Perusahaan farmasi ini juga mengembangkan strategi demi menguatkan daya saing perusahaan.
Saat ini, belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga akhir September 2020 sudah mencapai Rp 25 miliar. Dana ini akan digunakan untuk memenuhi persyaratan good manufacturing practice (GMP) dan juga untuk dana perlengkapan kegiatan usaha.
Perusahaan menyatakan bahwa capex untuk September tahun ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh DVLA yang sedang fokus pada pengeluaran yang sifatnya penting bagi perusahaan.
Baca juga: Harga CPO Naik! Saham LSIP Berjaya Bersama Sektor Kelapa Sawit
Untuk Tahun 2021, DVLA berencana akan menganggarkan dana untuk belanja modal senilai Rp 75 miliar. Tujuan dari belanja modal ini akan diutamakan untuk memenuhi kepatuhan pada persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan memenuhi kebutuhan perlengkapan usaha DVLA.
Oleh karena penurunan ini, nampaknya Saham DVLA sendiri sedang mengalami penurunan, terutama sejak awal November 2020. Penurunan ini masih akan terus berlanjut dan nampaknya masih belum ada sentimen yang akan mendorong pergerakannya naik.
Dilansir dari Kontan
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.