BUKA berhasil melantai di BEI pada Jumat (06/08). Kenaikan harga saham emiten startup e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terpangkas setelah pagi tadi melesat hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% sesaat setelah bel pembukaan pasar pagi ini, Senin (8/9/2021).

Meskipun kenaikannya terpangkas, saham BUKA masih melanjutkan penguatan sejak resmi tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di papan pengembangan pada Jumat (6/8) pekan lalu.

Menurut data BEI pukul 09.02 WIB, harga saham BUKA melejit 25,00% ke Rp 1.325/saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 199,17 miliar, menjadi yang terbanyak di bursa. Adapun volume perdagangan tercatat sebesar 150,41 juta saham.

Tercatat pada pukul 14:10 WIB, saham BUKA terpangkas apresiasinya menjadi 14,15% ke level harga Rp 1.210/unit. Dengan nilai transaksi yang sangat tinggi yakni Rp 3,33 triliun dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 125 triliun.

Terkoreksinya BUKA terjadi setelah aksi investor asing yang menjual saham BUKA secara terus menerus. Tercatat pada perdagangan hari ini asing melego saham BUKA mencapai Rp 492 miliar sedangkan dalam 2 hari asing sudah melepas Rp 739 miliar saham BUKA.

Sebelumnya, pada Jumat lalu, BUKA melonjak hingga menembus ARA 24,71% ke Rp 1.060/saham.Kendati melesat, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 249,22 miliar di pasar reguler, yang merupakan tertinggi di bursa.

Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.

Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.

Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.

Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun,

Saat ini nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham BUKA mencapai Rp 136,56 triliun.

Dengan market cap tersebut maka perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Zaky ini akan menjadi perusahaan terbesar ke-16 di BEI tepat di bawah bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 95,11 triliun dan di atas PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang memiliki market cap Rp 73 triliun.

Market Cap IHSG saat ini yang berada di angka Rp 7.424 triliun akan naik menjadi Rp 7.511 triliun pasca IPO Bukalapak.

Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.

Baca juga: Bukalapak (BUKA) IPO, Langsung Meroket ke Rp1.060

Tags: