The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Menguat 0,62%

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdaganan Kamis, (16/6/2022). IHSG menguat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga acuan dan investor asing melakukan aksi beli saham.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melambung 0,62 persen ke posisi 7.050,32. Indeks LQ45 menguat 0,37 persen ke posisi 1.017,89. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.138,49 dan terendah 7.025,93.

Sebanyak 326 saham menguat sehingga angkat IHSG. 206 saham melemah dan 154 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.391.852 kali dengan volume perdagangan 28,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 17,7 triliun.

Investor asing membeli saham Rp 389,90 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.741.

Sebagian besar sektor saham meroket kecuali indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,25 persen. Indeks sektor saham IDXenergy menguat 2,25 persen dan catat penguatan terbesar.

Baca juga: Meski The Fed Naikkan Suku Bunga, Rupiah Masih Menguat

Diikuti indeks sektor saham IDXindustry menanjak 1,24 persen, indeks sektor saham IDXisklikal menguat 1,18 persen, indeks sektor saham IDXhealth dan IDXtransportasi masing-masing 1,07 persen.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hang Seng turun 2,17 persen, indeks Thailand melemah 1,45 persen, indeks Shanghai merosot 0,61 persen, indeks Singapura susut 0,23 persen dan indeks Taiwan merosot 1 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG mampu menguat di tengah sentimen kenaikan suku bunga acuan the Fed didorong sejumlah faktor.

Pertama, konflik Ukraina-Rusia memang buruk dan memicu kenaikan harga komoditas. Kenaikan harga komoditas itu berdampak positif untuk Indonesia sebagai pengekspor komoditas.

Kedua, Indonesia sebagai alternatif tujuan investasi di Asia Tenggara karena sebagai pengekspor komoditas. Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang lebih baik dengan tingkat utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 40 persen. Ia menambahkan, Indonesia juga berhasil kendalikan investasi.

“Indonesia jadi perhatian tujuan investasi pelaku pasar dan investor,” kata dia.

Namun, ia prediksi penguatan IHSG hanya jangka pendek seiring pelaku pasar akan mencermati respons Bank Indonesia (BI) terhadap kenaikan suku bunga the Fed.

 

Sumber

Baca juga: ECB Akan Naikkan Suku Bunga, Eropa Diprediksi Resesi!