Dua Emiten Ini Terancam Delisting dari BEI!

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan dua emiten yang terancam delisting. Dua perusahaan tersebut yakni PT Leyand International Tbk (LAPD) dan PT Nipress Tbk (NIPS).

Adapun penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa diatur dalam Peraturan Bursa No I-I.

Pada ketentuan III.3.1.1, Bursa dapat menghapus pencatatan saham perusahaan tercatat apabila perusahaan mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Sementara dalam ketentuan III.3.1.2, Bursa dapat melakukan delisting saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/7/2022), suspensi saham PT Leyand International Tbk telah mencapai 24 bulan pada 2 Juli 2022.

Baca juga: Apa Itu Proses Delisting Pada Bursa Saham Indonesia?

Masyarakat tercatat masih genggam 23,9 persen saham perseroan. Lainnya, sebesar 30,26 peren dimiliki oleh Layman Holdings Pte., Ltd, 19,17 persen oleh PT Intiputera Bumitirta, 12,81 persen oleh Keraton Investments, Ltd. Kemudian sebesar 8,13 persen dimiliki oleh Nany Indrawaty Sutanto, dan sisanya 5,73 persen dimiliki oleh Leo Andyanto.

Sementara saham PT Nipress Tbk telah disuspensi selama lebih dari 24 bulan. Tercatat, masyarakat masih memiliki 40,78 persen saham perseroan.

Lainnya, sebesar 23,85 persen dimiliki oleh PT Trinitan International, 12 persen oleh PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), 10,45 persen oleh PT Tritan Adhitama, 7,59 persen oleh PT Indolife Pensiontama. Sisanya sebesar 5,33 persen dimiliki oleh Ferry Joedianto Robertus Tandiono selaku Komisaris Utama PT Nipress Tbk.

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan Selasa (5/7/2022) yang didukung 11 sektor saham. Namun, penguatan IHSG berkurang saat penutupan perdagangan.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melesat 0,97 persen ke posisi 6.703,26. Indeks LQ45 menguat 0,73 persen ke posisi 957,11. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.767,82 dan terendah 6.650,39.

Sebanyak 385 saham menguat sehingga angkat IHSG. 163 saham melemah dan 139 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.130.407 kali dan volume perdagangan 20,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 11,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.953.

 

Sumber

Baca juga: El Salvador Terancam Bangkrut Dampak Bitcoin Anjlok?