China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Bursa saham Amerika Serikat (AS) hari ini melemah seiring pelaku pasar menimbang perubahan tajam dalam saham dan suku bunga saat awal bulan.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 346,93 poin atau 1,15 persen menjadi 29.926,94. Indeks S&P 500 merosot 1,02 persen menjadi 3.744,52. Indeks Nasdaq tergelincir 0,68 persen menjadi 11.073,31.
Tiga indeks acuan tersebut membuka sesi perdagangan melemah. Semua rata-rata indeks acuan berada pada kecepatan untuk akhiri pekan lebih tinggi 4 persen, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak 24 Juni 2022.
Sektor saham energi membukukan kinerja terbaik dengan naik 1,8 persen. Sektor utilitas melemah 3,3 persen. Tingkat imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melampaui 3,8 persen. Imbal hasil obligasi tenor dua tahun lebih sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter yang mencapai 4,2 persen.
Investor cemas menanti laporan tenaga kerja pada Jumat pekan ini yang akan menunjukkan bagaimana pasar tenaga kerja pada September 2022. Ini memberikan bank sentral informasi lain untuk kebijakan moneter terutama kenaikan suku bunga.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan laporan tenaga kerja akan menunjukkan tambahan 275.000 dan tingkat pengangguran tetap 3,7 persen. Kejutan tambahan dapat meningkatkan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) akan mengambil garis lebih keras pada inflasi.
Pada Rabu pekan ini, data dari ADP menunjukkan data tenaga kerja tetap kuat di antara perusahaan swasta pada September. Ada tambahan 208.000 pekerjaan, mengalahkan perkiraan wall street. Namun, pada Kamis pekan ini, klaim pengangguran lebih tinggi dari yang diharapkan, menandakan ada beberapa kelemahan pasar tenaga kerja.
“Sekali lagi, investor mencari kabar buruk untuk menjadi kabar baik. Jika laporan September lebih rendah dari yang diharapkan, pertumbuhan upah mungkin akan bertahan dan membuat poros dari Federal Reserve tidak mungkin,” ujar Chris Senyek dari Wolfe Research dikutip dari CNBC, Jumat (7/10/2022).
Ia menyebutkan, sementara saham saat ini rentan terhadap kenaikan besar. “Kami sangat percaya basis bearish (penurunan-red) jangka menengah tetap utuh,” kata dia.
Sebelumnya wall street memulai pekan ini dengan menguat. Indeks S&P 500 mencatat reli dua hari terbesarnya sejak 2020. Saham berjuang untuk mempertahankan kenaikan beruntung pada Rabu pekan ini, tetapi akhirnya gagal.
Baca juga: Adopsi Bitcoin Global Diprediksi Capai 10% pada Tahun 2030
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.