Ekonomi Global Berisiko Mengalami Resesi?

Mantan CEO Goldman Sachs, Lloyd Blankfein meyakini ekonomi global berisiko mengalami resesi. Pemicunya adalah langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), yang terus menaikkan suku bunga dalam rangka mengatasi kenaikan inflasi.

Inflasi tinggi merupakan masalah baru bagi perekonomian dunia. Asal muasalnya yakni pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang membuat perekonomian global lumpuh. Bank sentral di berbagai negara pun menerapkan kebijakan moneter ultra longgar dengan menurunkan suku bunga serta melakukan program pembelian aset (quantitative easing/QE) guna menyelamatkan perekonomian.

Menurut Blankfein, resesi merupakan faktor risiko yang sangat tinggi. “Ada jalan, itu jalan yang sempit,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Senin (16/5/2022).

“Namun saya pikir The Fed punya alat yang sangat kuat. Sulit menyesuaikannya dengan baik dan sulit melihat efeknya dengan cukup cepat untuk mengubahnya, namun saya pikir mereka merespons dengan baik. Ini jelas risiko”.

Baca juga: Bitcoin Akan Terhalang Regulasi, Menurut Mantan Pejabat Goldman Sachs

Sementara itu pada minggu lalu Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan kenaikan suku bunga akan ada beberapa rasa sakit. Lalu dia juga menambahkan yang lebih buruk adalah harga yang terus melonjak.

Sedangkan di bulan Maret, the Fed menyetujui kenaikan suku bunga seperempat poin persentase. Namun sejumlah analis mengungkapkan kekhawatirannya para pembuat kebijakan terlalu jauh di belakang untuk mengekang kenaikan harga tanpa kenaikan suku bunga tajam yang bisa menyebabkan resesi.

Blankfein sendiri dia setuju dengan penilaian Powell. Serta juga menambahkan sejumlah efek inflasi pada ekonomi sekarang akan ‘lengket’.

Sebagai informasi, Blankfein duduk di kursi CEO Godman Sachs pada 2006 hingga 2018. Selama waktu itu dia menghadapi krisis keuangan yang cukup bergejolak.

Bahkan krisis ekonomi kala itu juga membuat pemerintah AS menerapkan program bailout bank.

 

Sumber

Baca juga: Goldman Sachs: Bitcoin dan Emas Bisa Hidup Berdampingan