Bank Jago dan Carsome Indonesia Collab!
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Dolar AS menguat hingga menyentuh level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Investor pun tengah menantikan rencana The Fed menaikan suku bunga.
The Fed telah mengambil kebijakan moneter karena menangani inflasi yang melonjak pada kecepatan tercepat dalam 40 tahun. Selain itu, the Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Serta mengumumkan rencana untuk mengurangi neraca USD9 triliun ketika menyimpulkan pertemuan dua hari pada Rabu.
Adapun peluang kenaikan suku bunga The Fed terlihat rendah. Beberapa investor mengamati kemungkinan kenaikan 75 basis poin, atau laju penurunan neraca yang lebih cepat dari yang diperkirakan saat ini.
“Banyak pedagang mengantisipasi bahwa The Fed tidak akan mundur dari sikap hawkish ini dan Anda masih bisa melihat beberapa kejutan hawkish, dan itulah mengapa dolar kemungkinan akan mempertahankan kenaikannya menjelang pertemuan,” kata Seorang Analis Senior OANDA, Edward Moya, dilansir dari Reuters, Selasa (3/5/2022).
Dolar terakhir berada pada level 103,72 terhadap sekeranjang mata uang, setelah mencapai 103,93 pada perdagangan Kamis atau tertinggi sejak Desember 2002.
Euro berada di USD1,0493, setelah turun ke USD1,0470 pada hari Kamis, terendah sejak Januari 2017.
Sementara itu, aktivitas pabrik AS tumbuh pada laju paling lambat dalam lebih dari satu setengah tahun pada bulan April di tengah meningkatnya pekerja yang berhenti dari pekerjaan mereka, dan produsen menjadi lebih cemas tentang pasokan.
Mata uang tunggal terluka setelah data menunjukkan pertumbuhan output manufaktur zona euro terhenti bulan lalu karena pabrik-pabrik berjuang untuk mendapatkan bahan baku, sementara permintaan terpukul dari kenaikan harga yang tajam.
Ini telah menderita dari kekhawatiran tentang inflasi, pertumbuhan dan ketidakamanan energi sebagai akibat dari sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Kekhawatiran pertumbuhan global juga telah mendorong permintaan untuk greenback karena China menutup kota-kota dalam upaya untuk membendung penyebaran COVID-19. Pihak berwenang di Shanghai pada hari Senin melaporkan 58 kasus baru di luar daerah yang di-lockdown ketat. Sementara Beijing terus menguji jutaan orang.
Baca juga: Dolar AS Naik Terus! Dekati Level Tertinggi Dua Dekade
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Neraca Pembayaran Indonesia membukukan defisit pada kuartal I-2022. Surplus transaksi berjalan tidak mampu menutup ‘lubang’ di transaksi modal dan finansial. […]
Shiba Inu Blokir Pengguna! Gara-gara apa sih? Daeveloper Metaverse Shiba Inu (SHIB), mengumumkan salah satu alamat dompet pengguna telah masuk […]
Korsel Investigasi Anjloknya LUNA dan UST Regulator keuangan top Korea Selatan telah meluncurkan penyelidikan darurat terhadap runtuhnya cryptocurrency LUNA dan stablecoin […]
Wall Street Anjlok, Dow Jones Koreksi Terbesar sejak 2020 Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali anjlok pada […]
Bank Dunia sediakan dana sebesar 30 miliar dolar AS untuk membantu membendung krisis ketahanan pangan, akibat konflik Rusia-Ukraina. Konflik ini […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.