BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun, Ini Jadwalnya
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
Volume perdagangan kripto dari bursa utama India telah menukik sejak 1 April. Yaitu hari ketika pajak baru atas keuntungan kripto mulai berlaku.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Crebaco, sebuah perusahaan riset cryptocurrency, volume empat bursa India dikumpulkan dengan menganalisis data di Coinmarketcap dan Nomics, sebuah perusahaan data.
Data mengungkapkan penurunan 72 persen di WazirX, 59 persen di ZebPay, 52 persen di CoinDCX dan 41 persen di BitBns. Volume perdagangan diukur dalam dolar AS.
India sekarang menerapkan pajak 30 persen atas keuntungan dari transaksi kripto dan tidak mengizinkan mengimbangi keuntungan dengan kerugian dari transaksi kripto lainnya.
Meski demikian, belum diketahui pasti apakah penurunan volume perdagangan karena undang-undang pajak baru karena penurunan volume di bursa India sebagian besar sejalan dengan tren global. Namun, momen penurunan di India juga bertepatan dengan diberlakukan pajak baru.
“1, 2, dan 3 April adalah hari libur. Sejak itu, volume terus turun. Saya tidak berpikir ini akan kembali,” kata CEO Crebaco, Sidharth Sogani dikutip dari CoinDesk, Kamis (28/4/2022).
“Ini telah menciptakan tolok ukur baru. Bisa turun lebih jauh atau menyamping, tetapi tidak mungkin naik kembali. Jelas bahwa pajak baru berdampak negatif pada pasar. Pemerintah harus melihat ini, dan karena tidak ada cara untuk menghentikan ini (kripto), pemerintah harus merangkul teknologinya,” lanjut dia.
Menurut analis kripto senior Suril Desai tidak jelas apakah penurunan volume berarti perdagangan telah pindah ke tempat lain.
“Satu-satunya volume perdagangan yang kami dapatkan berasal dari bursa. Perdagangan off-chain bisa terjadi yang tidak ada catatannya,” kata Desai.
Salah satu pendiri dan CEO Unocoin, Sathvik Vishwanath bursa India lainnya, mengatakan undang-undang pajak baru mempengaruhi pasar.
“Orang yang berpenghasilan kurang dari 1.000.000 (rupe India) per tahun dipengaruhi oleh pajak penghasilan tetap 30 persen untuk kripto,” ujar Vishwanath.
Salah satu pendiri pertukaran cryptocurrency terbesar di India WazirX, Nischal Shetty, mencatat undang-undang seperti ini akan menghambat posisi India sebagai pemimpin dalam lanskap kripto global.
Dalam pandangannya, cara terbaik untuk “mengurangi pajak ini” adalah dengan membantu industri aset digital India tumbuh ke tingkat yang bahkan lebih besar daripada saat ini.
Terakhir, salah satu pendiri aplikasi penumpukan Bitcoin GoSats, Mohammad Roshan, menyatakan pungutan pajak baru hanya menunjukkan pemerintah sepenuhnya salah informasi tentang pasar.
“Kami kehilangan bakat India ke negara lain. Kita hidup di dunia Web3. Kita bisa memilih untuk menggigit peluru atau menghindari peluru,” kata Roshan.
Baca juga: Selamatkan Sektor Ekonomi, Pemerintah India Kian Agresif!
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
Bitcoin hari ini menguat? Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi harga Bitcoin hari ini dibuka fluktuatif namun menguat di […]
PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia dengan menggelar penawaran umum perdana saham (initial […]
Arab Saudi mulai jajaki CBDC nih~ Bank Sentral Arab Saudi (SAMA) mengatakan sedang melakukan eksperimen mata uang digitalnya dan saat […]
Kurs dolar hari ini, simak kabar berikut! Indeks dolar Amerika (AS) jeblok pada perdagangan Rabu pasca pengumuman suku bunga (The […]
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menjanjikan akan membagikan dividen sebanyak-banyaknya 50 persen dari laba bersih untuk tahun buku 2023. Direktur Keuangan […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.