Harga Token Shiba Inu Naik 34%, Apa Pendorongnya?
Harga token Shiba Inu (SHIB) meroket 34 persen. Dengan volume perdagangan menyentuh USD 3,41 miliar atau sekitar Rp 50,1 triliun […]
Adhi Karya membukukan pendapatan sebesar Rp 5,53 triliun di semester pertama tahun 2020. Angka ini merupakan peningkatan dari realisasi kuartal pertama Tahun 2019.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan pendapatan pada semester pertama tahun ini sebesar Rp 5,53 Triliun. Angka tersebut merupakan kenaikan sebesar 1,84% dibandingkan realisasi pendapatan di kuartal pertama tahun lalu senilai Rp 5,43 triliun. Pendapatan tersebut dikabarkan berasal dari beberapa lini usaha Adhi Karya.
Tercatat bahwa pendapatan usaha ADHI berasal dari jasa konstruksi senilai Rp 4,48 triliun, pendapatan EPC senilai Rp 237,72 miliar, pendapatan properti Rp 412,21 miliar, serta investasi infrastruktur senilai Rp 396,45 miliar.
Selama semester satu Tahun 2020, ADHI mencatat beban pokok pendapatan sebesar Rp 4,37 Triliun. Angka ini merupakan peningkatan sebesar 3,5% dibandingkan Tahun 2019. Oleh karena beban ini, ADHI meraih laba kotor sebesar Rp 795,94 Miliar di semester pertama tahun ini. Pendapatan kotor ini merupakan penurunan sebesar 6,75% dibandingkan periode yang sama pada Tahun 2019.
Baca juga: Aneka Tambang Catat Laba Bersih 84,42 Miliar di Awal 2020
Selain itu, beban usaha ADHI meningkat sebesar 13,15% menjadi Rp 381,89 Miliar. Akibat kenaikan beban ini, terjadi penurunan laba usaha sebesar 19,75% dibanding tahun lalu menjadi Rp 414,10 Miliar di semester pertama tahun ini. Kesimpulannya adalah bahwa ADHI sedang mengalami penurunan akibat laba bersih yang turun 94,76% menjadi 11,27 Miliar dibandingkan tahun lalu.
Penurunan kinerja yang dialami oleh ADHI, bukan merupakan hal yang tidak lazim, akibat mayoritas entitas konstruksi yang sedang mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi akibat dampak dari Covid-19 yang membatasi ruang gerak mayoritas bisnis konstruksi dan infrastruktur. Sehingga, mayoritas sahamnya mengalami penurunan.
Untuk ADHI sendiri, Bulan Agustus merupakan awal yang kurang baik akibat dari penurunan sejak akhir Juli yang sudah mencapai 5,83%. Namun, setelah penurunan ini, nampaknya saham ADHI masih stagnan di sekitar Rp 565 per lembar. Untuk saat ini, nampaknya belum ada sentimen positif untuk mendorong pergerakan naik. Ditambah lagi masih kecilnya volume perdagangan saham ini hingga hari ini, yang membuat kemungkinan kedepannya harga saham masih akan stagnan.
Harga token Shiba Inu (SHIB) meroket 34 persen. Dengan volume perdagangan menyentuh USD 3,41 miliar atau sekitar Rp 50,1 triliun […]
IHSG Awal Pekan di Zona Hijau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (15/8/2022) di zona […]
Ethereum naik ke level tertinggi dua bulan setelah pengembang berhasil menyelesaikan gladi bersih terakhir untuk peningkatan penting yang diharapkan selesai […]
Tren Investasi di Indonesia Semakin Meningkat, Namun Masih Kurang Literasi? Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan generasi muda di bawah […]
Saham Indofood Melemah Dampak Melonjaknya Harga Gandum Harga saham duo emiten konsumen milik Grup Salim bergerak melemah pada perdagangan hari ini, […]
Garuda Indonesia Tunda Right Issue, Kenapa ya? PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menunda agenda persetujuan pemegang saham terkait penambahan modal […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.