Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Market Review : Pasar Mata Uang Anjlok, Dolar Perkasa Diatas 101
Dolar diperdagangkan menguat tajam selama hari Jumat (22/4), berakhir pada level tertinggi sejak 23 Maret 2020 dan mencatatkan kenaikan sekitar 0.65% dalam sepekan terakhir.
Selanjutnya, dolar ditutup menguat sebanyak 54 poin atau 0.53% berakhir pada level 101.17, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 101.33. Dolar menguat setelah Kepala Fed pada Panel IMF Kamis lalu (21/4) menegaskan kemungkinan kenaikan suku bunga setidaknya sebanyak 50bps pada pertemuan 4 – 5 Mei mendatang.
Dari sentimen data ekonomi penguatan Dolar juga diperkuat oleh laporan Manufacturing PMI AS yang dirilis menguat pada level 59.7, lebih baik dari perkiraan dan data sebelumnya pada 58.2 (F) dan 58.8 (P).
Harga komoditas emas yang sangat sensitif pada penguatan Dolar sebagai rival utamanya, diperdagangkan turun tajam sepanjang sesi perdagangan Jumat (22/4). Harga emas dipasar spot ditutup melemah sebanyak $19.84 atau 1.03% berakhir pada level $1,931.29 per ons, setelah sempat uji terendah pada $1,926.
Baca juga: Indeks Dolar AS Anjlok, Rupiah Menguat?
Emas berjangka kontrak Juni ditutup melemah sebanyak $13.90 atau 0.72% berakhir pada level $1,934.30 per ons di Divisi Comex.
Pernyataan Kepala Fed Jerome Powell pekan lalu, mendorong probabiliti kenaikan suku bunga Fed sebanyak 50 bps. Meningkat menjadi 99.6% pada Jumat dari 68.30% pada akhir Maret lalu.
GBP/USD anjlok lebih dari 200 poin ke posisi terendah delapan belas bulan di sekitar 1,2822 di tengah penguatan Dolar yang mendorong prospek suram pada aset berisiko. GBP/USD ditutup melemah sebanyak 193 poin atau 1.50% berakhir pada level 1.2831, setelah sempat uji tertinggi 1.3035 dan terendah 1.2822.
Dari tekanan internal, Pounds anjlok karena sentimen dari hasil data ekonomi Inggris yang dirilis lebih buruk dari perkiraan. Diantaranya : Consumer Sentiment oleh GFK dirilis turun mencapai level -38 terburuknya sejak 2008. Penjualan Ritel Inggris tercatat melemah sebanyak 1.4% pada Maret lebih lemah dari yang diperkirakan pada -0.30%. Sementara itu, data PMI sektor jasa dan Manufaktur Inggris tercatat lebih rendah dari ekspektasi masing-masing. Berada pada 58.3 (dibandingkan perkiraan 60.0) dan 55.3 (dibandingkan perkiraan 59).
AUD/USD ditutup melemah sebanyak 130 poin atau 1.80% berakhir pada level 0.7238. Sementara EUR/USD ditutup melemah sebanyak 35 poin atau 0.32% berakhir pada 1.0796. Pelemahan Euro nampak terbatas karena ditopang dari rencana kenaikan suku bunga awal ECB yang diperkirakan akan dilakukan pada pertemuan Juli mendatang.
Baca juga: Bitcoin Anjlok Lagi, Turun ke Level $42k
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.