Harga Token Shiba Inu Naik 34%, Apa Pendorongnya?
Harga token Shiba Inu (SHIB) meroket 34 persen. Dengan volume perdagangan menyentuh USD 3,41 miliar atau sekitar Rp 50,1 triliun […]
Kebijakan Stimulus oleh Bank Sentral Amerika, kemungkinan besar akan tertunda akibat belum adanya kesepakatan antara pihak dalam pemerintah. Akibat penundaan ini, kemungkinan besar Dolar Amerika (USD) akan mengalami apresiasi.
Tekanan jual yang terjadi terhadap USD selama 6 bulan terakhir kemungkinan akan memudar dengan adanya pertemuan Bank Sentral Amerika pada 16 September. Hal ini disebabkan oleh pertemuan tersebut yang membuat tertundanya kebijakan stimulus akibat akan adanya pembahasan lebih lanjut.
Juru bicara pemerintah, Nancy Pelosi, dan Sekretaris Keuangan, Steven Mnuchin, nampaknya menjadi tokoh utama yang memperlihatkan bahwa adanya perbedaan antara kedua pihak. Kedua pihak yang terlihat berbeda ini adalah akibat dari adanya ketidaksetujuan dalam penetapan kebijakan stimulus ekspansif yang berlanjut. Perbedaan ini dinilai juga akibat perbedaan pandangan terhadap ekonomi masyarakat.
Penundaan ini nampaknya akan terus berlanjut walau Presiden Trump berpotensi menyetujui penandatanganan dana stimulus sekitar 1,3 Triliun USD. Namun, beberapa pihak di pemerintahan tetap tidak setuju dengan tuntutannya yang menganggarkan dana sebesar 2,2 Triliun USD. Walau sebenarnya, dana awal persetujuan adalah 3 Triliun USD yang disetujui di awal Agustus 2020.
Akibat banyaknya perdebatan tersebut, kemungkinan penyaluran dana stimulus yang berlanjut, akan tertunda. Sehingga, potensi USD untuk terdepresiasi kemungkinan akan berkurang, yang membuat adanya potensi apresiasi.
Pergerakan Indeks Dolar Amerika
Dari sisi teknikal, USD terlihat bersiap untuk naik terhadap beberapa mata uang utama. Potensi peningkatan ini terlihat dari pergerakannya yang terlihat akan naik dari 92.93 di garis moving average 21 hari. Selain itu indikator RSI juga baru saja keluar dari zona oversold yang menandakan kemungkinan pergerakan naik.
Pergerakan menyilang ke atas pada indikator MACD juga menandakan adanya kemungkinan besar bahwa pergerakan akan naik. Selain itu, melihat pola grafik flag pattern, kemungkinan dalam jangka pendek pergerakan akan naik, namun kemungkinan turun setelah itu masih terdapat.
Baca juga: Pengangguran Jepang Naik! Kemungkinan Menggoyahkan Perekonomian
Dari sisi jangka panjang, kemungkinan besar Dolar Amerika masih terus terlihat akan terdepresiasi dengan pergerakan yang turun dari batas bawah selama 9 tahun di akhir Juli. Setelah itu pergerakan konsolidasi juga memperlihatkan kemungkinan penurunan kedepannya akibat kurangnya dorongan.
Oleh karena itu, penurunan yang berkelanjutan dapat membawa Dolar Amerika ke daerah antara 92.55 dan 92.93. Dengan penutupan di bawah 92.13, kemungkinan pergerakan selanjutnya adalah terus turun ke bawah. Sehingga, status pengaman dari USD masih sangat terancam.
Dilansir dari Daily FX
Harga token Shiba Inu (SHIB) meroket 34 persen. Dengan volume perdagangan menyentuh USD 3,41 miliar atau sekitar Rp 50,1 triliun […]
IHSG Awal Pekan di Zona Hijau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (15/8/2022) di zona […]
Ethereum naik ke level tertinggi dua bulan setelah pengembang berhasil menyelesaikan gladi bersih terakhir untuk peningkatan penting yang diharapkan selesai […]
Tren Investasi di Indonesia Semakin Meningkat, Namun Masih Kurang Literasi? Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan generasi muda di bawah […]
Saham Indofood Melemah Dampak Melonjaknya Harga Gandum Harga saham duo emiten konsumen milik Grup Salim bergerak melemah pada perdagangan hari ini, […]
Garuda Indonesia Tunda Right Issue, Kenapa ya? PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menunda agenda persetujuan pemegang saham terkait penambahan modal […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.