China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Setelah membahas mengenai stock split pada artikel sebelumnya, pada artikel ini lawan dari istilah tersebut akan dibahas. Istilah yang merupakan lawan dari stock split tersebut adalah reverse stock split. Istilah ini juga tidak kalah penting dengan stock split yang gunanya memperkuat analisis dan pengetahuan investor dalam melakukan keputusan investasi.
Reverse stock split, sama seperti stock split, adalah sebuah istilah yang digunakan dalam pasar saham yang mengindikasikan perubahan dalam jumlah saham yang beredar. Umumnya di Indonesia, saham yang melakukan reverse stock split adalah saham yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan jumlah saham tersebut dilakukan dengan pemecahan nominal saham yang juga merubah harga saham tersebut.
Perbedaan dari reverse stock split dengan stock split terdapat pada hasil setelah proses dilakukan, dimana reverse stock split mengurangi jumlah saham beredar namun stock split menambah jumlah yang beredar. Perbedaan juga terletak pada perubahan harga, dimana stock split berujung pada penurunan harga namun reverse stock split berujng kenaikan harga. Tujuan dari reverse stock split sama halnya dengan stock split adalah menyesuaikan kebutuhan perusahaan terhadap saham yang beredar.
Maksud dari tujuan tersebut adalah, dengan melakukan reverse stock split, saham jadi lebih memiliki kendali terhadap saham yang beredar. Kendali yang dimaksud adalah dari segi harga dan juga jumlah yang beredar untuk menyesuaikan kebutuhan pendanaan dan kinerja perusahaan. Tujuan nyatanya adalah untuk memulihkan harga saham yang sedang tertekan agar lebih menarik untuk investor. Selain itu juga agar mendapatkan posisi aman dari peraturan BEI agar tidak diberhentikan perdagangannya di pasar (delisting).
Tujuan dari reverse stock split yang juga penting adalah untuk menjaga kestabilan pasar. Maksud dari pernyataan ini adalah dengan perubahan harga dan jumlah berarti akan mengembalikan keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar. Sehingga, kemungkinan jika saham yang sedang mengalami stagnasi, setelah diterapkan mekanisme ini, akan mulai kembali sehat.
Mekanisme dari reverse stock split sendiri umumnya dilakukan dengan menggunakan rasio, sama seperti stock split. Namun perbedaannya adalah perubahannya dari saham lama ke saham baru dan juga rumusnya. Contoh nyata dari reverse stock split yang pernah dilakukan adalah pada saham BNBR. Saham BNBR melakukan reverse stock split dengan menerapkan rasio 10:1 dimana perubahannya adalah dari 10 menjadi 1.
Baca juga: Apa Arti dari Istilah Stock Split dalam Pasar Saham?
Dengan harga lama yang berada di Rp 50 pada tahun 2018, jika diterapkan dengan rumus reverse stock split, maka perubahan akan menjadi sebagai berikut 50 x 10:1 = 500. Sehingga harga saham barunya adalah Rp 500. Jika saat reverse stock split portfolio investor memiliki 1.000 lembar saham sebagai contoh, maka setelah itu jumlah saham di portfolionya akan berubah menjadi 1000 : 10:1 = 100. Sehingga setelah reverse stock split saham di portfolio berubah menjadi 100 lembar dengan harga Rp 500.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa sama halnya dengan stock split, reverse stocksplit adalah cara perusahaan untuk menyesuaikan saham yang beredar. Karena itu, istilah ini patut diketahui untuk memberikan investor pengetahuan terhadap suatu saham. Pengetahuan ini juga dapat dimanfaatkan untuk analisis kedepannya. Sehingga investor dapat menemukan kesempatan keuntungan yang lebih baik.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.