Kinerja Telkom Indonesia Diprediksi Tumbuh Positif pada Akhir 2022
Kinerja PT Telkom Indonesia Tbk diprediksi masih akan cerah hingga akhir 2022. Equity Research Analyst Indo Premier Securities Hans Tantio […]
Turki sedang mencoba untuk menekan permintaan pinjaman dana darurat. Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian negeri ini. Juga untuk menekan lonjakan permintaan dolar di Turki
Regulator perbankan Turki, yang dikenal sebagai BDDK, meminta pemberi pinjaman untuk menyelidiki dengan benar permintaan kredit baru sehingga pinjaman. Memastikan bahwa dana terkait tidak digunakan untuk mendanai apa pun yang tidak penting untuk kegiatan inti perusahaan.
Pihak regulaor juga enggan memberikan tanggapan mengenai langkah Watchdog yang mengirim surat kepada beberapa bank. Sehubungan berita bahwa mereka meminta mereka untuk mencegah peminjam menggunakan utang untuk berinvestasi dalam mata uang asing, emas dan ekuitas. Pihak tersebut meminta untuk tidak diidentifikasi karena informasi itu bukan untuk umum.
Baca juga: Dampak Pandemi Bagi Sektor Ekonomi dan Kurs Dolar
Panduan resmi baru datang pada saat pelemahan terjadi pada lira, yang menempati posisi di dekat level terendah sejak krisis pada paruh kedua tahun 2018. Selama tahun lalu, pemerintah Turki telah menjaga ketat likuiditas lira di luar negeri ini berimbas pada lira lebih sulit untuk bertaruh terhadap mata uang. Tetapi tekanan pada lira telah meningkat sejak pandemi virus corona mengguncang pasar keuangan global.
Bank-bank negara memenuhi sebagian besar lonjakan permintaan dolar di Turki untuk greenback, sementara cadangan resmi bank sentral menurun sementara itu. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Turki mungkin membuang amunisinya dalam mempertahankan mata uang karena hambatan ekonomi dari pandemi global meningkat.
“Bahkan jika pembuat kebijakan dapat mencegah semua kebocoran lira ke pasar lepas pantai, orang harus ingat bahwa itu mungkin tidak mencegah permintaan mata uang asing penduduk setempat,” ujar Evren Kirikoglu, ahli strategi pasar independen di Istanbul.
Pedoman peraturan baru juga dapat mengakhiri peluang arbitrase yang muncul baru-baru ini. Lantaran suku bunga lira luar negeri tetap tinggi dibandingkan dengan pinjaman darurat murah yang disarankan bank untuk diberikan kepada perusahaan untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
Peningkatan yang terjadi menyiratkan hasil harga dana asing dibayar untuk meminjam mata uang dan menjualnya di masa mendatang dan meningkat setinggi 69% minggu lalu. Sementara itu tingkat kebijakan bank sentral tetap berada di angka di 9,75%.
Perlambatan inflasi dan penurunan suku bunga belum menyebabkan perubahan signifikan dalam kebiasaan menabung Turki. Pada 27 Maret, penduduk memegang $ 197 miliar mata uang fisik, yang merupakan sekitar setengah dari deposito bank mereka. Permintaan akan dolar biasanya dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko politik.
Kinerja PT Telkom Indonesia Tbk diprediksi masih akan cerah hingga akhir 2022. Equity Research Analyst Indo Premier Securities Hans Tantio […]
Badan Regulasi Kripto Global Bakal Hadir Tahun 2023 Regulator pasar global akan meluncurkan badan regulasi kripto global pada tahun depan […]
Ekonomi Global Berisiko Mengalami Resesi? Mantan CEO Goldman Sachs, Lloyd Blankfein meyakini ekonomi global berisiko mengalami resesi. Pemicunya adalah langkah Bank […]
Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022! Perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco melaporkan pada Minggu (15/5) lonjakan laba bersih […]
Jokowi Bertemu Elon Musk, Bahas Apa Ya? Presiden Joko Widodo berkunjung ke Space X di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu, […]
Kapitalisasi Pasar Kripto Turun Rp2.927 Triliun Anjloknya pasar kripto baru-baru ini, telah menyebabkan miliaran dolar terhapus dari pasar. Sebagian besar […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.