Inggris Terancam Resesi karena Inflasi
Inggris Terancam Resesi? Kenaikan harga-harga semakin menggila di Eropa. Inggris misalnya, mengalami inflasi yang sangat tinggi hingga negeri Ratu Elizabeth […]
Pound Suriah merosot ke rekor terendah terbaru pada hari Senin lantaran investor bergegas mencari dolar menjelang sanksi baru AS akhir bulan ini. Sebuah fenomena yang banyak dikhawatirkan akan memperketat ikatan di sekitar pemerintahan Presiden Bashar al Assad, ungkap para dealer dan bankir.
Dilansir dari Ruters.com, Pound mencapai 3.000 terhadap dolar safe-haven dalam watu sekejap saja telah jatuh bebas dengan cepat. Itu memecahkan penghalang psikologis sebelumnya 2.000 pound terhadap dolar pada Kamis pekan lalu.
Dealer mengatakan, investor dan pengusaha bingung dengan sanksi AS yang lebih keras yang diharapkan akhir bulan ini. Mereka juga khawatir akan memperburuk keadaan ekonomi negara yang buruk yang diperburuk oleh sanksi Barat bertahun-tahun dan konflik yang menghancurkan sektor ekonomi.
Terlebih saat ini orang berbondong-bondong untuk menimbun dolar sebagai upaya untuk melindungi tabungan mereka, dengan banyak pengusaha menghentikan transaksi komersial karena mereka menunggu untuk mengakhiri fluktuasi harga liar.
Banyak investor khawatir bahwa sanksi tambahan, yang dikenal sebagai Caesar Syria Civilian Protection Law dan mulai berlaku akhir bulan ini, menghukum perusahaan asing yang berurusan dengan perusahaan-perusahaan Suriah yang terkait dengan pemerintah Assad.
Baca juga: Volatilitas Mata Uang Pound Sterling Meningkat Terhadap Yen
Mereka takut pengetatan hukuman terhadap entitas dan individu yang melakukan bisnis dengan Suriah akan meredupkan prospek aliran modal dari luar negeri yang penting untuk rekonstruksi pasca-perang.
Sentimen juga terluka oleh perampasan aset baru-baru ini di Suriah termasuk hotel, bank, dan operator seluler Syriatel milik sepupu Assad, Rami Makhlouf, salah satu orang terkaya di negara itu.
Pound telah diperdagangkan pada 47 terhadap dolar sebelum protes terhadap pemerintahan otoriter Assad meletus pada Maret 2011.
Runtuhnya mata satu ini telah mendorong inflasi dan kesulitan secara finansial yang semakin diperberat saat Suriah berjuang untuk membeli makanan, kekuasaan dan kebutuhan dasar lainnya.
Lusinan demonstran memprotes pengikisan standar hidup dari runtuhnya pound untuk hari kedua pada hari Senin. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan jatuhnya Assad di kota Sweru, mayoritas pro-pemerintah Druze di Suriah selatan.
Inggris Terancam Resesi? Kenaikan harga-harga semakin menggila di Eropa. Inggris misalnya, mengalami inflasi yang sangat tinggi hingga negeri Ratu Elizabeth […]
CEO Terraform Labs Do Kwon dikabarkan akan dikenakan tuntutan oleh LKB & Partners, salah satu firma hukum terkemuka di Korea […]
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Neraca Pembayaran Indonesia membukukan defisit pada kuartal I-2022. Surplus transaksi berjalan tidak mampu menutup ‘lubang’ di transaksi modal dan finansial. […]
Shiba Inu Blokir Pengguna! Gara-gara apa sih? Daeveloper Metaverse Shiba Inu (SHIB), mengumumkan salah satu alamat dompet pengguna telah masuk […]
Korsel Investigasi Anjloknya LUNA dan UST Regulator keuangan top Korea Selatan telah meluncurkan penyelidikan darurat terhadap runtuhnya cryptocurrency LUNA dan stablecoin […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.