Fitch Ratings memutuskan untuk menurunkan peringkat anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), yakni PT Saka Energi Indonesia. Peringkat untuk anak usaha tersebut terlihat turun menjadi B- dengan prospek negatif pada Issuer Default Rating (IDR) jangka panjang.

Peringkat Saka Energi Diturunkan

Penurunan peringkat tersebut mencerminkan ekspektasi Fitch Ratings terhadap melemahnya dukungan dari Perusahaan Gas Negara sebagai induk perusahaan Saka Energi. Saat ini PGN memiliki peringkat BBB-, dengan outlook stabil menurut Fitch.

Fitch menyebutkan, dukungan PGAS yang melemah terhadap Saka Energi ditunjukkan oleh sikap induk usaha yang meminta Saka Energi segera membayar. Pembayaran yang dimaksud adalah sebagian pinjaman kepada pemegang saham di bulan ini yang berlawanan dengan keputusan PGAS sebelumnya.

Sebelumnya, Fitch memperkirakan bahwa PGAS akan mendukung Saka Energi melalui perpanjangan batas waktu jatuh tempo pinjaman. Fitch yakin pembayaran sebagian pinjaman itu akan mengganggu fleksibilitas keuangan Saka Energi pada saat perusahaan menghadapi kemungkinan sanksi pajak dan tantangan operasi.

Saat ini, Fitch menilai bahwa Saka Energi mendapatkan dukungan yang lebih lemah dari PGAS. Dengan demikian, terdapat peringkat yang berbeda antara Saka Energi dan PGAS sebagai induk perusahaan.

Persepsi Negatif

Outlook negatif mencerminkan risiko semakin melemahnya keterkaitan antara PGN dan Saka Energi, sehingga tampak tidak ada dukungan afirmatif dari PGN. Fitch beranggapan bahwa posisi Saka Energi dalam struktur perusahaan minyak dan gas milik negara masih belum memiliki kepastian.

Selain itu, dengan berkurangnya dukungan permodalan yang berkelanjutan dari PGAS, ketidakpastian komitmen induk usaha terhadap Saka Energi terlihat naik. Fitch menilai SCP (Standalone Credit Profile) Saka Energi di level ‘B-‘ dan tidak terlihat berubah.

Baca juga: JPFA Diprediksi Naik, Namun Tertekan Gerakan Jual

Hasilnya peringkat ini mencerminkan bahwa terdapat kinerja operasional dan keuangan yang lebih lemah. Fitch memperkirakan, Saka Energi masih membutuhkan dukungan PGN untuk membayar atau membiayai kembali surat utang berdenominasi dolar AS di 2024.

Namun sayangnya akibat kabar ini, sentimen terhadap PGAS terlihat menurun. Hal ini terjadi juga bersama dengan IHSG yang saat ini terlihat masih terkoreksi dengan banyaknya sentimen negatif secara global dan PSBB di Jakarta.

DIlansir dari IPOT NEWS

Tags: