Nilai Tukar Dolar Australia Turun 3 Hari Beruntun
Nilai tukar dolar Australia berbalik turun melawan rupiah pada perdagangan Senin (15/8/2022) siang. Dengan demikian, dolar Australia kini menuju penurunan […]
Lapangan Kerja Amerika terlihat membaik dengan terbukanya lebih banyak lapangan kerja menurut data yang dipublikasi 6 September 2020. Banyaknya lapangan kerja yang terbuka ini memberikan tanda bahwa kondisi perekonomian Amerika mulai membaik walau di masa pandemi.
Kemarin, Pukul 21.00 WIB, dikabarkan bahwa data keterbukaan lapangan kerja Amerika telah dipublikasi oleh Biro Statistik Ketenagakerjaan Amerika. Dikabarkan bahwa data untuk Bulan September ini memperlihatkan angka yang lebih baik daripada Bulan Agustus.
Data ini mencerminkan berapa banyak perusahaan yang membuka lowongan kerja, sehingga secara akumulasi mencerminkan berapa banyak lowongan kerja di Amerika saat ini. Data ini umumnya memiliki dampak yang besar terhadap pergerakan mata uang dan persepsi terhadap perekonomian. Hal ini disebabkan oleh data ini yang dianggap sebagai ukuran kinerja perekonomian terutama di masa pandemi Covid-19.
Dikabarkan bahwa data yang telah keluar kemarin memperlihatkan bahwa lowongan kerja di Amerika telah mencapai 6,618 Juta. Angka ini lebih baik dibandingkan prediksinya yang hanya pada 6 Juta dan membaik dibandingkan bulan lalu yang hanya 5,889 Juta. Data yang dipublikasi ini menjadi cerminan bahwa mayoritas sektor perekonomian seperti manufaktur, ritel, dan jasa, mulai membaik.
Baca juga: CADJPY Kemungkinan Naik Akibat Kebijakan Bank Sentral Kanada
Publikasi data ini juga dapat dikatakan sebagai hal yang mengejutkan akibat mayoritas investor saat ini memiliki perspektif yang negatif terhadap perekonomian Amerika. Hal ini disebabkan selain Dolar Amerika yang sedang terus terdepresiasi, pandemi yang nampaknya berdampak besar seharusnya mengurangi lapangan kerja akibat menggerus perekonomian. Namun, nampaknya arah perekonomian sudah mulai membaik.
Yang mengejutkan lagi adalah data yang positif ini ternyata masih gagal untuk mengangkat Dolar Amerika untuk terapresiasi terhadap beberapa mata uang utama. Hal ini disebabkan oleh Indeks Dolar Amerika yang terlihat mengalami konsolidasi dari depresiasi, setelah data dipublikasi, dan kembali terdepresiasi pada hari ini.
Pergerakan ini nampaknya terjadi akibat masih tingginya sentimen kebijakan ekspansif yang dilakukan oleh Amerika. Hal ini menyebabkan Dolar Amerika terus tergerus akibat bertambahnya jumlah yang beredar. Walaupun kebijakan ekspansif masih belum berlanjut akibat perdebatan di dalam pemerintah terutama dalam FOMC The Fed, nampaknya investor masih akan menjauhi Dolar Amerika.
Oleh karena itu, data dari lapangan kerja ini nampaknya belum berhasil mengangkat mata uang safe-haven ini. Sehingga kemungkinan Dolar Amerika masih akan terus berisiko kehilangan statusnya sebagai safe-haven. Sehingga jika dilihat nampaknya fokus utama masih tertuju pada kebijakan ekspansif pemerintah dan bank sentral.
Nilai tukar dolar Australia berbalik turun melawan rupiah pada perdagangan Senin (15/8/2022) siang. Dengan demikian, dolar Australia kini menuju penurunan […]
Harga token Shiba Inu (SHIB) meroket 34 persen. Dengan volume perdagangan menyentuh USD 3,41 miliar atau sekitar Rp 50,1 triliun […]
IHSG Awal Pekan di Zona Hijau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (15/8/2022) di zona […]
Ethereum naik ke level tertinggi dua bulan setelah pengembang berhasil menyelesaikan gladi bersih terakhir untuk peningkatan penting yang diharapkan selesai […]
Tren Investasi di Indonesia Semakin Meningkat, Namun Masih Kurang Literasi? Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan generasi muda di bawah […]
Saham Indofood Melemah Dampak Melonjaknya Harga Gandum Harga saham duo emiten konsumen milik Grup Salim bergerak melemah pada perdagangan hari ini, […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.