Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022
Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022! Perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco melaporkan pada Minggu (15/5) lonjakan laba bersih […]
Laba Bersih BNLI diperkirakan turun tahun ini sekitar 25% hingga 50%. Proyeksi penurunan ini dikabarkan akibat kinerja paruh pertama yang kurang baik.
PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyatakan prediksi terhadap laba bersihnya yang menyatakan bahwa laba bersih akan turun. Diperkirakan bahwa penurunan ini akan terjadi sekitar 25% hingga 50% pada tahun ini. Pihak Bank Permata, menyebutkan prediksi tersebut adalah akibat performa paruh pertama tahun ini. Namun, Bank Permata belum menyampaikan laporan keuangan kuartal II/2020 yang sudah di audit, sehingga belum terlihat kinerja paruh pertama secara menyeluruh. Hal ini disebabkan kinerja Januari hingga Maret 2020 pun sedikit menggambarkan kondisi keuangan sampai akhir tahun.
Laba bersih BNLI hingga saat ini sudah tergerus hampir 100% menjadi hanya Rp1,74 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Penurunan ini sangat jauh dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu sebesar Rp377,36 miliar. Meski demikian, pihak Bank Permata menyatakan bahwa untuk mengkompensasi penurunan ini, fokus akan diutamakan untuk pengembangan bisnis fungsi intermediasi di sektor yang tidak terdampak penurunan ekonomi.
Baca juga: Saham INAF dan KAEF Kembali Dibuka Setelah Suspensi Pekan Lalu
Walau terdapat penurunan kredit akibat pandemi, Bank Permata masih fokus untuk menyalurkan kredit kepada sektor yang tidak terdampak dan rendah risiko. Selain itu, BNLI juga akan terus berupaya menumbuhkan dana pihak ketiga dari sumber dana yang stabil dan efisien yaitu tabungan dan giro.
Setelah penurunan kinerja pada kuartal pertama, saham BNLI masih terjebak dalam pergerakan konsolidasi. Pergerakan ini terlihat sejak pertengahan April 2020 hingga saat ini. Konsolidasi ini dapat disebabkan oleh adanya ketidakpastian terhadap kinerja BNLI yang masih belum stabil akibat penurunan kuartal pertama.
Selain itu, konsolidasi ini juga dapat disebabkan oleh BNLI yang belum mendapatkan sentimen positif untuk mendorong sahamnya naik. Selain itu, risiko terhadap suku bunga yang terus turun juga menjadi penyebab keraguan investor akibat menyebabkan pelemahan BNLI. Pelemahan ini disebabkan oleh suku bunga acuan yang turun yang menurunkan pendapatan dari bank. Mengingat BNLI yang juga mengalami penurunan dalam kredit, sentimen ini dapat berperan negatif.
Sehingga, untuk kedepannya, pergerakan saham BNLI kemungkinan masih akan berkonsolidasi hingga terdapat berita baik tentang perekonomian atau tentang BNLI itu sendiri.
Laba Saudi Aramco Naik 82% di Q1 2022! Perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco melaporkan pada Minggu (15/5) lonjakan laba bersih […]
Jokowi Bertemu Elon Musk, Bahas Apa Ya? Presiden Joko Widodo berkunjung ke Space X di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu, […]
Kapitalisasi Pasar Kripto Turun Rp2.927 Triliun Anjloknya pasar kripto baru-baru ini, telah menyebabkan miliaran dolar terhapus dari pasar. Sebagian besar […]
Saham Meme Melonjak, GameStop Naik 10%! GameStop (GME) melonjak 10% pada perdagangan Kamis kemarin. Situasi ini membuat aktivitas perdagangan sempat […]
Penyebab Terra LUNA Anjlok, Ada Apa Sih? Token native jaringan Terra, LUNA Coin, terperosok sangat dalam pada perdagangan Kamis, 12 Mei […]
Aramco, Perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, berhasil melampaui Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia pada Rabu (11/5/2022). Saudi Aramco […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.