China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Bitcoin sedang berada di harga $11.700, harga tertinggi pada tahun 2020, setelah sebelumnya mengalami masa yang cukup sulit akibat beberapa faktor perekonomian global.
2019 merupakan tahun yang memiliki volatilitas yang cukup tinggi untuk bitcoin. Pada tiga bulan pertama harga stabil dan kemudian mencapai $5.000 pada Bulan April. Di pertengahan tahun, bitcoin naik hingga $13.000 sebelum kemudian turun ke $7.000 di akhir tahun.
Saat ini nampaknya bitcoin sedang berusaha mengembalikan momentum tersebut dengan terlihatnya kenaikan pada harga. Pada Bulan Juli 2020, bitcoin sedang berada di harga tertingginya sejak 12 bulan terakhir.
Tim Enneking, Direktur Manajemen pada Digital Capital Management, menyatakan bahwa di awal tahun, pasar saham dan bitcoin memiliki korelasi yang tinggi . Pernyataan ini dilanjutkan dengan menegaskan bahwa bitcoin tidak dapat menyentuh harga $10.000 tanpa kehilangan korelasinya dengan pasar saham.
Yang terjadi saat ini adalah pembenaran dari pernyataan tersebut. Hal ini disebabkan oleh korelasi dari kedua aset tersebut yang telah berkurang seiring berjalannya waktu. Akibat hilangnya korelasi ini, bitcoin telah berhasil naik sekitar 30%. Ditambah dengan Dolar Amerika yang sedang turun dan emas yang sedang naik, bitcoin memiliki ruang gerak untuk naik yang sangat besar.
Baca juga: Peretasan Terjadi Lagi! Kali Ini 2gether Menjadi Korban
Joe DiPasquale dari Bit Bull Capital menyetujui pernyataan tersebut dengan menambahkan beberapa hal terkait Ethereum. Beliau menyatakan bahwa peningkatan yang terjadi pada bitcoin juga merupakan akibat sentimen positif pada fundamental Ethereum.
Beliau menyatakan bahwa akibat adanya dorongan permintaan dan beberapa perkembangan teknologi di dunia Ethereum, bitcoin menjadi terdorong untuk naik juga. Hal ini disebabkan korelasi kedua aset tersebut yang sangat tinggi seiring berjalannya waktu.
Jack Tao, CEO dari Phemex, menyatakan bahwa kenaikan harga bitcoin juga terjadi akibat partisipasi dari bank. Dengan mulai meningkatnya partisipasi bank melalui jasa keuangan berbasis mata uang kripto, bitcoin menjadi salah satu aset yang terangkat nilainya.
Beliau mempertegas pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa pasti akan selalu ada dana investasi yang beredar berputar di seluruh aset. Saat satu aset turun, kemungkinan besar dananya akan berpindah ke aset lain.
Dengan tingginya kebijakan ekspansi dari Amerika, kekhawatiran terhadap inflasi membuat investor mencari aset lain. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap melemahnya Dolar Amerika yang membuat investor beralih ke emas atau mata uang kripto seperti bitcoin. Mengingat besarnya dana yang dimiliki oleh bank dan kegiatan investasi yang dilakukan oleh mereka, prinsip tersebut juga berlaku untuk bank. Sehingga ada kemungkinan bitcoin naik akibat dana dari bank. Sehingga kemungkinan besar kedepannya bitcoin akan terus naik.
Dilansir dari Live Bitcoin News
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.