Bank Jago dan Carsome Indonesia Collab!
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Saham Amazon dan induk Google Alphabet baru saja menutup penurunan bulanan tertajam mereka sejak krisis keuangan 2008.
Kedua raksasa internet ini melaporkan hasil kuartalan yang lebih lemah dari perkiraan minggu ini. Penurunan imbas kombinasi dari kondisi faktor ekonomi makro, perang di Ukraina dan perbandingan yang sulit dengan angka ledakan selama pandemi.
Melansir laman CNBC, Sabtu (30/4/202), saham Amazon jatuh 23,8 persen pada April 2022. Ini merupakan penurunan terbesar sejak kejatuhan pada November 2008 yang mencapai 25,4 persen, bulan yang sama ketika saham Google juga anjlok 18,5 persen. Alfabet mengalami bulan terburuk sejak saat itu, turun 18 persen di bulan April.
Sepanjang beberapa bulan pertama tahun 2022, investor meninggalkan saham teknologi karena kekhawatiran kenaikan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi.
Invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, lonjakan harga bahan bakar yang mengikutinya, dan kekurangan tenaga kerja yang sedang berlangsung telah mulai memukul keuntungan perusahaan.
Terakhir kali Amazon dan Google melihat aksi jual semacam ini adalah selama jantung krisis keuangan global.
Ini ketika peminjam gagal membayar pinjaman rumah pada tingkat rekor dan banyak lembaga keuangan teratas gagal. Lehman Brothers runtuh pada September 2008, diikuti oleh serangkaian bailout besar di Wall Street.
Semua saham teknologi di bursa AS tampak hancur. Nasdaq turun 11 persen pada November 2021 menyusul penurunan sebesar 18 persen pada Oktober 2021.
Sementara untuk pendapatan perusahaan teknologi dalam kondisi beragam pada musim ini. Facebook melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan meskipun meleset dari pendapatan.
Bahkan perusahaan mengatakan kepada investor bahwa penjualan pada kuartal kedua bisa turun dari tahun sebelumnya.
Apple mengalahkan ekspektasi, tetapi menakuti investor setelah memperingatkan bahwa penjualan pada kuartal saat ini dapat terpukul dari kendala pasokan.
Pada hari Kamis, Amazon memberikan memberikan informasi adanya pelemahan pada kuartal saat ini, dan tingkat pertumbuhan terhenti ke paling lambat sejak kegagalan dot-com pada tahun 2001.
Awal minggu ini, Google kehilangan penjualan dan laba, melaporkan kerugian besar di segmen YouTube-nya, di mana pendapatan tumbuh hanya 14 persen.
Saham kedua perusahaan menderita sepanjang tahun ini, lintasan mereka menyimpang secara signifikan pada tahun 2021.
Alphabet adalah saham Big Tech dengan kinerja terbaik tahun ini, melonjak 68 persen. Amazon adalah yang terburuk, hanya naik 2,4 persen.
Baca juga: Sentimen Ekonomi Akibatkan Saham Wall Street Tidak Stabil
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Neraca Pembayaran Indonesia membukukan defisit pada kuartal I-2022. Surplus transaksi berjalan tidak mampu menutup ‘lubang’ di transaksi modal dan finansial. […]
Shiba Inu Blokir Pengguna! Gara-gara apa sih? Daeveloper Metaverse Shiba Inu (SHIB), mengumumkan salah satu alamat dompet pengguna telah masuk […]
Korsel Investigasi Anjloknya LUNA dan UST Regulator keuangan top Korea Selatan telah meluncurkan penyelidikan darurat terhadap runtuhnya cryptocurrency LUNA dan stablecoin […]
Wall Street Anjlok, Dow Jones Koreksi Terbesar sejak 2020 Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali anjlok pada […]
Bank Dunia sediakan dana sebesar 30 miliar dolar AS untuk membantu membendung krisis ketahanan pangan, akibat konflik Rusia-Ukraina. Konflik ini […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.