Saham Stock Split Tesla Mulai Diperdagangkan 25 Agustus 2022
Saham Stock Split Tesla Mulai Diperdagangkan 25 Agustus 2022 Tesla mengumumkan rencana pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio […]
Kondisi Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, sempat memburuk dan dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala virus corona. Setelah hal ini, kurs poundsterling sempat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat pada perdagangan senin lalu.
Pada pukul 18.50 WIB, poundsterling sempat melemah sebesar 0,44% ke angka $1.220, sebelum akhirnya kembali menguat sebesar 0,38% ke angka $1.230. Terhadap rupiah, poundsterling sempat melemah ke Rp 20.017,84/GBP sebelum berbalik menguat 0,26% ke RP 20.160,5/GBP.
Masafuni Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Sekuitas Tokyo, berpendapat bahwa ketika seorang kepala negara terkena virus corona seperti yang terjadi dalam kasus di Inggris, akan menyebabkan kecemasan bagi para pemegang mata uang poundsterling dan aset dalam bentuk poundsterling lainnya.
Melalui video, Boris Johnson memberikan pernyataan resmi bahwa kondisinya telah semakin membaik meski masih mengalami demam, ia juga masih akan memimpin pemerintahan Inggris. Pasca pernyataan tersebut, kurs poundsterling kembali mengalami penguatan.
Inggris kini menempati posisi delapan dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak. Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga hari ini ada 48.451 kasus positif COVID-19, dengan 4.943 orang meninggal dunia, dan 229 sembuh.
Beberapa orang penting dalam pemerintahan Inggris juga terdampak dari virus ini diantaranya, pewaris tahta kerajaan Pangeran Charles yang sebelumnya juga dinyatakan positif, tetapi telah dinyatakan sembuh akhir pekan kemarin, Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock dan Kepala Petugas Media Chris Whitty juga positif corona. Sementara penasihat PM, Dominic Cummings, juga kini mengkarantina diri.
Rishi Sunak, Menteri Keuangan Inggris, mengambil keputusan untuk memberikan paket stimulus seniali 330 miliar pundsterling atau setara Rp6.493 triliun, sebagai cara untuk mengatasi pandemi yang melanda Inggris.
“Kami akan menyokong pasar tenaga kerja, kami akan menyokong pendapatan, kami akan membantu dunia usaha…. kami akan melakukan apapun yang diperlukan,” ungkap sunak dalam CNBC International pada 17 Maret lalu.
Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga memberikan stimulus moneter dengan memangkas suku bunga menjadi 0,1% begitu juga dengan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) yang jumlahnya ditambah menjadi 645 miliar poundsterling dari sebelumnya 435 miliar poundsterling.
Saham Stock Split Tesla Mulai Diperdagangkan 25 Agustus 2022 Tesla mengumumkan rencana pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio […]
Fitur NFT Instagram akan Tersedia di 100 Negara! Perusahaan Mark Zuckerberg, Meta yang membukukan kerugian tajam di divisi Metaverse-nya pada Q2 2022, […]
Laju IHSG fluktuatif pada perdagangan Jumat (5/8/2022). IHSG sempat bergerak menghijau kemudian berbalik arah ke zona merah setelah rilis pertumbuhan […]
PT Blue Bird Tbk (BIRD) catatkan kinerja keuangan positif pada semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuha pendapatan dan mencetak laba […]
AS Jadikan Bitcoin dan Ethereum sebagai Komoditas? Rancangan Undang-Undang (RUU) baru yang diperkenalkan di Senat AS akan menjadikan Komisi Perdagangan […]
Konflik AS China, Indonesia Kena Imbasnya? Panasnya situasi Amerika Serikat (AS) dan China belakangan waktu ternyata membuat Indonesia terkena imbasnya. […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.