Pasar Kripto Menghijau di Awal Pekan, Harga Bitcoin Naik Lagi!

Harga kripto utama kembali menghijau pada perdagangan Senin (6/6/2022), di mana pasar kripto pada perdagangan akhir pekan lalu sempat kembali terkoreksi.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB hari ini, Bitcoin melesat 3,71% ke level harga $30.811,97 (Rp445,54 juta). Ethereum melonjak 4,04% ke level $1.861,76 (Rp26,92 juta).

Berikutnya dari beberapa altcoin seperti Cardano melompat 5,72% ke $0,5915 (Rp8.553). Solana melejit 7% ke $40,91 (Rp591.559), dan XRP melaju 3,19% ke $0,4032(Rp 5.830).

Bitcoin kembali diperdagangkan di level psikologisnya yakni di $30.000. Setelah pada perdagangan akhir pekan lalu sempat kembali ke kisaran level $29.000.

Dalam beberapa hari terakhir bahkan sebulan terakhir, Bitcoin diperdagangkan di kisaran level $29.000-$30.000. Bitcoin sebelumnya sempat menguat ke kisaran level $32.000 pada Selasa pekan lalu. Namun pada akhirnya, Bitcoin tak mampu mempertahankannya lebih lama.

Hal ini karena investor di kripto masih cenderung berhati-hati dan bimbang karena mereka masih menunggu tanda-tanda yang jelas tentang arah inflasi dan ekonomi global.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), rilis data ketenagakerjaan terbaru membuat investor di pasar saham AS semakin yakin bahwa bank sentral AS (The Fed) akan semakin agresif untuk menaikan suku bunga acuannya pada tahun ini.

Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 390.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) pada Mei 2022. Ini adalah pencapaian terendah sejak April 2021. Meski demikian, realisasi tersebut jauh di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan non-farm payroll berada di 325.000.

Jadi meski angka perciptaan lapangan kerja relatif rendah, namun tetap jauh di atas perkiraan. Artinya, pemulihan ekonomi di AS masih berada di jalur yang tepat. Oleh karena itu, pasar menilai The Fed tetap akan sangat agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Baca juga: Bursa Asia Menghijau Meski Ada Perang

Pada akhir 2022, berdasarkan CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mengerek Federal Funds Rate ke 2,75-3% dengan probabilitas 54,6%. Saat ini suku bunga acuan masih di 0,75-1%.

Meski investor masih cenderung skeptis, tetapi mereka sedikit bergembira setelah gas fee dari blockchain Ethereum dilaporkan menyentuh level terendahnya dalam 10 bulan terakhir.

Pada Selasa lalu, gas fee Ethereum menyentuh US$ 2,96 per transaksi atau setara dengan Rp 42.723 per transaksi. Hal ini menjadikan biaya transaksi ini menjadi yang terendah dalam 10 bulan terakhir.

Hal ini tentunya menjadi kabar gembira bagi developer blockchain di seluruh dunia, mengingat Ethereum adalah induk dari proyek blockchain. Ethereum menyediakan jaringan dan platform yang digunakan untuk orang untuk menciptakan proyek blockchain baru seperti non-fungible token (NFT) dan metaverse.

Sebelumnya, gas fee Ethereum pun memang sudah semakin turun mengingat banyak sekali pengguna jaringan Ethereum yang cukup mengeluhkan mahalnya biaya transaksi tersebut.

Mengutip dari Coinvestasi, gas fee adalah tarif yang perlu dibayarkan oleh pengguna untuk membayar kompensasi energi komputasi yang diperlukan untuk memvalidasi transaksi jual beli atau pembuatan kontrak baru di blockchain Ethereum.

Konsep gas diperkenalkan untuk mempertahankan lapisan nilai yang berbeda dan hanya menunjukan konsumsi komputasi pada jaringan Ethereum.

Gas ini menjadi unsur penting dalam kinerja mesin vitual Ethereum (EVM), sebab ia berperan sebagai tenaga untuk berjalannya Ethereum secara mandiri.

 

Sumber

Baca juga: Cara Membuat, Membeli, dan Menjual NFT!