UNTR terlihat masih berkonsolidasi dan berada di batas bawah pergerakannya saat ini akibat IHSG yang masih tertekan. Setelah sebelumnya naik secara signifikan, saat ini harganya berada di daerah penentu untuk berlanjut atau turun.

UNTR Berkonsolidasi

Setelah sebelumnya naik sekitar 38% dari Bulan November, saat ini saham United Tractors (UNTR) sedang mengalami konsolidasi. Sebelumnya, mayoritas pasar memprediksi bahwa saham UNTR akan terus mengalami apresiasi hingga mencapai harga tertinggi baru di 2021.

Tapi sayangnya, saat ini saham tersebut mengalami konsolidasi yang mayoritas analis merasa bahwa hal ini terjadi akibat IHSG. IHSG yang terus turun mengawali Tahun 2021 ini telah membuat beberapa pihak terutama investor ritel khawatir.

Hal ini disebabkan awalnya banyak harapan positif untuk Tahun 2021 yang menyatakan bahwa tahun ini akan menjadi tahun apresiasi tinggi. Namun, dengan masih tidak pastinya perekonomian, vaksin, dan covid-19 yang masih tinggi di Indonesia, harapan tersebut belum terlihat nyata.

Baca juga: Mengenal e-IPO, Inovasi Baru dari Bursa Efek Indonesia

Hingga saat ini, IHSG masih terus turun dari Rp 6.000 walau sebelumnya sudah naik secara signifikan. Hal ini disebabkan banyak investor asing yang mulai khawatir akibat ketidakpastian, terutama memasuki 2021 yang sebelumnya diprediksi membaik.

Analisis Teknikal

Oleh karena itu, saham-saham besar seperti UNTR terlihat masih terus tergerus dan belum terlihat memiliki harapan untuk naik. Sehingga, saat ini UNTR berada di batas penentu untuk naik kembali atau berubah menjadi bergerak turun.

Pergerakan Harian UNTR

Saat ini pergerakan berada di batas bawah yang kemungkinan akan menjadi penentu untuk naik atau turun. Kemungkinan besar pergerakan selanjutnya adalah turun yang akan menuju ke Rp 26.041 dan terus turun ke bawah.

Hal ini disebabkan adanya kejenuhan dari Indikator MACD dan RSI yang memperlihatkan bearish divergence. Sehingga target berikutnya kemungkinan berada pada Rp 25.349 sebelum turun ke Rp 24.796.

Namun jika naik target selanjutnya berada pada Rp 27.424 sebelum menyentuh Rp 28.300. Tetapi mengingat belum adanya sentimen positif terutama untuk IHSG yang dapat mengangkatnya, saat ini apresiasi masih terlihat cukup jauh.

Tags: