Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin Diprediksi Anjlok?
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis (5/5/2022).
Langkah The Fed tersebut diperkirakan bisa memicu ‘gempa’ di pasar finansial global, sebab suku bunga akan dinaikkan secara agresif.
Bitcoin diperkirakan menjadi salah satu yang akan terpuruk. Pada perdagangan Rabu (4/5/2022), Bitcoin diperdagangkan di kisaran $38.315, turun 0,61% berdasarkan data Coin Market Cap.
Trader veteran Peter Brandt kini memperingatkan risiko crash Bitcoin hingga lebih dari 25% dari level saat ini.
“Pola channel bearish biasanya menghasilkan penurunan yang sama dengan lebar channel. Dalam kasus Bitcoin penurunannya kemungkinan menguji US$ 32.000 atau perkiraan saya US$ 28.000/koin,” kicau Brandt di Twitter sebagaimana dilansir Forbes.
The completion of a bear channel typically results in a decline equal to the width of the channel, or in this case a hard test of 32,000 or so — my guess is 28,000
This does NOT make me a hater $BTC pic.twitter.com/tTtuALZvSt— Peter Brandt (@PeterLBrandt) April 30, 2022
Selain secara teknikal, The Fed yang akan agresif menaikkan suku bunga bisa membuat Bitcoin merosot lebih tajam. Banyak analis melihat Bitcoin lebih seperti aset berisiko ketimbang aset aman (safe haven).
Hal tersebut terlihat dari kemerosotannya sepanjang tahun ini bersama aset-aset berisiko lainnya.
Sepanjang tahun ini, Bitcoin merosot 15%, hal yang sama juga terjadi pada indeks S&P 500 yang jeblok lebih dari 13%. Sebaliknya aset safe haven emas sepanjang tahun ini masih tercatat naik sekitar 2% bahkan sempat melesat lebih dari 13% dan nyaris memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%. Berdasarkan data CME Group, probabilitas kenaikan tersebut hampir 100%.
Kenaikan tersebut akan menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir.
Tidak hanya menaikkan suku bunga, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya, sehingga likuiditas di perekonomian Amerika Serikat akan terserap lebih banyak, yang menjadi sentimen negatif bagi aset-aset berisiko.
Meski demikian, dalam 11 tahun terakhir Bitcoin selalu mencatat kinerja positif di bulan Mei sebanyak 7 kali dan melemah 4 kali, berdasarkan data dari Coindesk yang dikutip Forbes.
Baca juga: Bitcoin Anjlok Lagi, Turun ke Level $42k
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.