Non-Fungible Token (NFT) adalah aset kripto di jaringan blockchain yang memiliki kode identifikasi serta metadata yang unik dan berbeda satu sama lain.

Token-token ini disebut Non-Fungible Token (NFT) karena tidak memiliki karakteristik fungible yang terdapat di aset kripto pada umumnya. Fungible sendiri memiliki arti bahwa nilai suatu aset kripto bisa tergantikan dengan benda lain yang memiliki satuan serupa.

Seperti apa contoh konsep fungible itu sendiri? Misalnya, tuan A meminjamkan uang sebesar Rp500.000 kepada tuan B dalam bentuk lima lembar Rp100.000. Nantinya, tuan B bisa melunasi utang tersebut dalam bentuk 10 lembar Rp50.000, mengingat nilainya bisa menggantikan lima lembar uang Rp100.000 sebelumnya.

Nah, token NFT atau Non-Fungible Token sendiri tidak bisa ditukarkan atau diperdagangkan dengan metode serupa, Sobat Cuan!

Sebab, seperti yang telah disebutkan di atas, masing-masing token bersifat unik dan tidak identik satu sama lain. Makanya, masing-masing token tidak dapat tergantikan dengan benda apa pun. Atas alasan tersebut, maka token NFT tidak cocok dijadikan sebagai alat transaksi.

Namun, bukan berarti kegunaan token NFT bersifat terbatas. Sebab, token NFT belakangan digunakan untuk berbagai aktivitas.

Sebagai contoh, token NFT bisa jadi sarana ideal untuk mewakili aset fisik seperti rumah atau pun karya seni. Selain itu, karena token NFT didasarkan atas sistem blockchain, maka token-token ini juga bisa menghubungkan sang artis dengan audiensnya secara langsung dan tanpa perantara.

Sejauh ini, NFT baru digunakan untuk benda-benda yang umum dikoleksi oleh kolektor (collectibles). Misalnya, seni digital, kartu-kartu olahraga, dan benda-benda langka lainnya.

Salah satu benda langka dalam versi NFT yang dijual dengan angka gila-gilaan adalah cuitan pertama CEO Twitter Jack Dorsey yang berbunyi “just setting up my twttr“. Versi NFT dari twit tersebut sudah dilelang dan dijual senilai US$2,5 juta.

Bahkan, menurut laman Coindesk, hasil pendapatan yang diraih untuk NFT sendiri sejak November 2017 sudah mencapai angka 174 juta dolar AS. Cukup luar biasa, bukan?

Mengenal NFT Lebih Jauh

Seperti uang pada umumnya, aset kripto pun biasanya bersifat fungible. Mereka dapat diperdagangkan atau ditukar dengan benda lain asal bernilai sama. Sehingga, aset kripto sejatinya sudah bisa digunakan sebagai alat transaksi di lingkup ekonomi digital.

Hanya saja, NFT mengubah konsep tersebut. Di dalam jagat NFT, setiap token terbilang unik dan tak bisa tergantikan. Sehingga, satu token tidak bisa menggantikan kehadiran token yang lain.

Sama seperti Bitcoin, NFT mengandung detail informasi kepemilikan untuk mengidentifikasi dan memudahkan transfer token antar pengguna.

Pemilik NFT juga bisa menambahkan metadata terkait detail-detail lainnya mengenai token yang mereka genggam. Sebagai contoh, biasanya para artis digital kerap membubuhkan tanda tangan di bagian metadata tersebut.

NFT sendiri merupakan evolusi dari standar token ERC-721, sebuah standar token yang diciptakan di atas sebuah fitur blockchain Ethereum bernama smart contract. ERC-721 mempertegas tentang sistem kepemilikan, keamanan, dan metadata sebuah token, di mana hal-hal tersebut sangat berguna untuk mendistribusikan token-token game.

Standar token ERC-721 tersebut kemudian “dipoles” lagi melalui standar ERC-1155. Standar token terbaru ini berfungsi mengurangi biaya transaksi dan penyimpanan yang biasanya dibutuhkan oleh token-token NFT untuk menjadi satu kontrak tunggal.

Sumber

Baca juga: Dari Visa ke Budweiser: WOW, Brand Besar Jajaki NFT dengan Serius

Tags: