China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
GBPUSD diprediksi akan mengalami penurunan yang berlanjut akibat adanya kemungkinan perjanjian Brexit yang tidak terjadi. Selain itu, Penetapan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Inggris, kemungkinan akan terus menekan dan menurunkan nilai Pound Sterling (GBP), terutama terhadap Dolar Amerika (USD).
Bank Sentral Inggris masih terus membahas efektivitas dari kebijakan suku bunga negatif yang berpotensi akan terus menekan GBP. Dengan Komite Kebijakan Moneter (MPC) yang nampaknya akan mendorong penetapan kebijakan ini pada pertemuan September ini, kemungkinan Pound akan terus turun.
Pemegang kebijakan moneter nampaknya sangat serius dengan penerapan suku bunga negatif ini terhadap Inggris. Namun, kabar baiknya adalah, kemungkinan besar dengan adanya penetapan suku bunga negatif ini, kebijakan ekspansif melalui dana stimulus nampaknya akan diberhentikan atau dikurangi. Sehingga, kemungkinan depresiasi terhadap GBP tidak akan seburuk jika keduanya dilakukan bersamaan, yang kemungkinan hingga akhir tahun ini.
Namun, kekhawatiran terhadap kesepakatan Brexit dan Covid-19 yang masih naik nampaknya akan memaksa bank sentral untuk terus melakukan kebijakan ekspansif. Sehingga, kemungkinan besar apa pun yang terjadi, Pound akan terus tertekan.
Data Suku Bunga Acuan Bank Sentral Inggris
Walaupun Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, sudah teryakinkan bahwa perjanjian dengan Inggris itu mungkin, nampaknya fakta menyatakan sebaliknya. Ditambah lagi, dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang nampaknya menekan penghapusan beberapa kesepakatan sebelumnya, kesepakatan Brexit akan sangat sulit diraih.
Baca juga: 5 Tips Menghindari Kerugian di Trading Forex
Ditambah lagi, dengan adanya perbincangan antara Boris Johnson dan Joe Biden, salah satu kandidat presiden Amerika, mengenai gugatan perjanjian Brexit, tensi politik menjadi terus naik. Jika Joe Biden terus memimpin prediksi pemilihan presiden, nampaknya ketegangan antara Inggris dan Uni Eropa akan terus meningkat. Sehingga, dengan seluruh situasi ketegangan ini, GBPUSD akan terus turun.
Pergerakan GBPUSD Turun
Prediksi yang muncul terhadap GBPUSD adalah akan terjadi penurunan yang cukup signifikan dari titik tertinggi tahun ini di 1.3483. Hal ini disebabkan munculnya pola grafik Bearish Flag di atas indikator 200 Harian MA pada 1.2760. Dengan indikator RSI dan MACD berada di bawah zona netral, kedepannya kemungkinan pergerakan pasangan mata uang ini akan turun.
Kesulitan melewati batas atas pada daerah 1.30, dapat mendorong penurunan yang terjadi dari 1.3483 yang merupakan titik tertinggi September 2020. Dengan adanya pergerakan melewati 1.2762, kemungkinan target selanjutnya ada pada 1.2613 atau pada titik 61,8% Fibonacci. Sebaliknya, jika terjadi penutupan di atas 1.2981, pergerakan kemungkinan akan naik dengan batas atas utama yang harus dilewati adalah 1.3093.
Dilansir dari Daily FX
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.