China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Produk Domestik Bruto (PDB) Cina dikabarkan mengalami apresiasi secara tahunan pada kuartal terakhir tahun 2020. Walaupun mengalami apresiasi, secara kuartalan angka ini merupakan penurunan dari kuartal sebelumnya.
PDB Cina dikabarkan telah mengalami apresiasi secara tahunan pada kuartal terakhir tahun 2020. Angka ini terlihat setelah adanya publikasi data kemarin pagi pada pukul 09.00 WIB.
Data tersebut menunjukkan bahwa Cina telah mengalami apresiasi yang cukup signifikan walau masih terimbas oleh Covid-19. Saat ini perekonomian Cina mulai terhambat kembali akibat adanya perkembangan atau mutasi dari virus Covid-19 yang diprediksi masih akan memperpanjang wabah.
Namun, walau ada Batasan tersebut, perekonomian Cina tetap berhasil tumbuh dan terlihat naik sekitar 1,6%. Apresiasi sebesar 1,6% ini terlihat terjadi dari kuartal keempat tahun 2019 ke kuartal keempat tahun 2020.
Angka ini mencerminkan bahwa kemungkinan besar dampak dari perang dagang dan rencana ekspansi perekonomian Cina lebih merugikan daripada dampak Covid-19. Hal ini disebabkan pada kuartal keempat 2019, perang dagang Cina dan Amerika baru saja dimulai namun data menunjukkan perekonomian lebih baik saat pandemi dibandingkan perang dagang.
Sayangnya, angka ini merupakan penurunan dari kuartal ketiga tahun 2020. Penurunan ini mencerminkan dua hal, yang pertama adalah kegigihan Cina untuk tumbuh di kuartal ketiga walau masih terdampak Covid-19.
Namun penurunan ini juga mencerminkan bahwa kemungkinan besar akibat naiknya kembali Covid-19 di kuartal keempat, terjadi pengorbanan untuk meningkatkan perekonomian di kuartal ketiga yang dampaknya terasa di kuartal keempat.
Baca juga: Bank Holiday Martin Luther King, Dolar Amerika Terus Naik
Tapi di kuartal keempat data sektor industri masih terlihat terus naik, bahkan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2019. Sayangnya data ini disandingkan dengan penurunan dalam penjualan ritel di Desember 2020 yang lebih rendah dari Desember 2019.
Data tersebut mencerminkan bahwa daya beli masyarakat belum naik secara signifikan walau produksi sudah mulai bergerak. Data ini mencerminkan bahwa perekonomian Cina sudah berusaha untuk pulih walau belum disandingkan dengan pertumbuhan konsumsi secara signifikan dari masyarakatnya.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.