Bitcoin terlihat telah mengalami pergerakan yang cukup baik dalam Sembilan bulan terakhir. Mata uang crypto ini “meledak” saat pandemi dimulai dan masih terus bergerak naik walau sempat terkoreksi.
Namun nampaknya, salah satu perusahaan keuangan terbesar di dunia, JPMorgan, masih belum mendukung Bitcoin walau pergerakannya yang mengesankan.
JPMorgan Mengedepankan Fintech Dibandingkan Bitcoin
Dalam laporan terbarunya, JPMorgan menyatakan bahwa dalam jangka panjang Bitcoin tidak akan bertahan dalam apresiasinya. Perusahaan ini menyatakan bahwa Bitcoin tidak akan menjadi alat pembayaran dan akan terus menjadi alat spekulasi akibat volatilitasnya.
Menurut JPMorgan saat ini Bitcoin naik dengan BNY Mellon dan Mastercard yang mengumumkan adopsi Bitcoin. Namun pergerakan ini masih kalah dengan permintaan terhadap inovasi fintech dan jasa keuangan digital di masa pandemi.
Menurutnya, fintech dan startup digital adalah yang mendorong era digital untuk berkembang saat ini dan bukan mata uang crypto. Mereka menyatakan bahwa penyelamat perputaran uang berasal dari fintech dan bukan crypto.
Persaingan antara bank dan fintech saat ini juga terlihat semakin sengit dengan beberapa perusahaan teknologi besar semakin mendominasi konsumen. Tetapi, bank juga terus melakukan inovasi baru untuk tetap diakui dengan banyaknya pembentukan bank digital.
Saat ini semua masih tetap bergantung pada regulator yang dapat menjadi penengah terhadap persaingan ketat hingga saat ini. Namun nampaknya persaingan ini masih tetap akan didominasi oleh bank akibat infrastrukturnya yang tergolong lebih kuat.
Bitcoin Masih Dapat Naik
Walau ada serangan terhadap mat uang crypto, analis dari JPMorgan menandakan bahwa Bitcoin masih dapat terus naik. Menurutnya, Bitcoin dapat mencapai harga $146.000 dalam beberapa waktu ke depan.
Selain itu, analis ini juga menyatakan bahwa Bitcoin masih dapat dijadikan alat pelindung kekayaan terhadap kondisi perekonomian yang belum stabil. Nampaknya JPMorgan masih memiliki beberapa perbedaan pendapat secara internal akibat banyaknya pernyataan yang berlawanan.
Kepala dari JPMorgan hingga saat ini masih mendukung Bitcoin dan menyatakan bahwa Bitcoin dapat dijadikan alat investasi ke depannya oleh JPMorgan. Namun hal tersebut baru akan terjadi dengan dorongan dari permintaan nasabah.
Tetapi, JPMorgan bukan satu-satunya pihak yang masih tidak yakin tentang masa depan Bitcoin. Beberapa perusahaan keuangan lain seperti Deutsche Bank juga masih ragu dengan menyatakan bahwa Bitcoin naik terlalu tinggi.
Utari Miranda tengah mengeksplorasi berbagai topik dalam dunia penulisan, mulai dari lifestyle hingga finance. Saat ini aktif menulis seputar topik saham dan juga valuta asing.
Bank sentral China mengatakan pada Senin (4/7/2022) bahwa mereka telah meningkatkan fasilitas pertukaran atau swap mata uang dengan Hong Kong menjadi perjanjian permanen dan memperluas ukurannya […]
Tesla Umumkan Penjualan Kendaraan Listrik pada Q2 2022 Tesla baru saja memposting total produksi dan pengiriman kendaraan kuartal kedua untuk tahun […]
Nayib Bukele beli Bitcoin lagi~! Tidak terpengaruh oleh kerugian besar yang ditimbulkan karena berinvestasi di Bitcoin, Bukele mengumumkan pada Jumat […]
Coinbase NFT menambahkan lebih banyak fitur baru untuk basis pengguna yang relatif kecil. Marketplace NFT ini telah meluncurkan sejumlah peningkatan […]