China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Brexit masih terus bergantung akibat belum adanya keputusan resmi dari Inggris ataupun Uni Eropa mengenai kesepakatan yang akan dicapai. Hingga saat ini Brexit masih belum pasti, namun terdapat kabar gembira.
Uni Eropa baru saja mempublikasikan bahwa mereka telah setuju untuk memberikan lampu hijau dengan membuka kemungkinan persetujuan dari tuntutan Inggris. Kemungkinan besar hal ini akan menjadi sentimen positif mengingat tenggat waktu yang berada di 1 Januari 20201.
Hal ini disebabkan pada 1 Januari 2021, kesepakatan sudah harus diraih dan semuanya sudah harus disepakati secara resmi. Urgensi ini akibat dari Tahun 2021 adalah tahun dimana Inggris resmi keluar dari Uni Eropa dan mulai bergerak sendiri.
Kemungkinan besar, dengan adanya kabar lampu hijau ini, Brexit akan terjadi, namun belum ada persetujuan lebih lanjut. Mengingat kedua negara ini baru saja selesai dari liburannya yaitu pada Boxing Day, kemungkinan keputusan resmi akan datang pada dua hari ke depan.
Kabar ini menjadi kabar penting akibat dapat meningkatkan sentimen terhadap kedua negara terutama memasuki 2021. Hal ini disebabkan kabar Brexit akan memberikan sentimen positif mengingat kerja sama antara kedua pihak ini sangat penting untuk keberlangsungan masing-masing.
Sentimen ini menjadi penting akibat dari kebutuhan antar satu sama lain yang juga akan terus berdampak pada mayoritas sektor perekonomian. Dampak ini akan sangat tinggi karena jika tidak adanya perjanjian ini, kedua negara akan kesulitan.
Mengingat adanya batasan negara-negara jika Inggris keluar, terutama dalam hal perdagangan, kerja sama Brexit dapat memudahkan perdagangan tersebut. Jika tidak ada perjanjian ini, kemungkinan besar biaya perdagangan internasional antara kedua pihak akan lebih mahal.
Sehingga dampaknya terhadap perekonomian adalah kemungkinan penurunan dalam pertumbuhan, yang berujung pada kerugian di beberapa sektor. Salah satu sektor yang menjadi contoh adalah di sektor otomotif.
Baca juga: Bank Holiday Masih Terjadi, GBPCAD Terus Bergerak Naik
Hal ini disebabkan sektor otomotif memiliki ranah perdagangan internasional di Eropa itu sendiri. Sehingga dapat merugikan Inggris dan juga Uni Eropa secara keseluruhan jika tidak ada perjanjian yang mempermudah perdagangan.
Sentimen positif ini berarti bahwa perdagangan akan tetap lancar terutama mengikuti pemulihan perekonomian dari covid-19. Sehingga semua hal ini dapat berujung pada apresiasi dari kedua nilai mata uang negara akibat kinerja positif yang masih besar harapannya di 2021 bersama Brexit.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.