Pasar saham jatuh sementara obligasi dalam permintaan pada hari Kamis. Merupakan hasil dari  kekhawatiran yang tumbuh mengenai gelombang kedua penyebaran virus corona. Selain itu juga opini bernada negatif dari kepala Federal Reserve AS yang menghancurkan harapan untuk pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.

“Jalan di depan keduanya sangat tidak pasti dan tunduk pada risiko penurunan yang signifikan,” ungkap Ketua Fed Jerome Powell dalam pidato webcast.

Powell memperingatkan resesi yang lebih buruk daripada sejak Perang Dunia Kedua. Ia juga menyerukan pengeluaran fiskal tambahan untuk membendung dampak dari pandemic. Sebuah komentar tajam dari seorang bankir sentral yang telah menghindari memberikan nasihat kepada pejabat terpilih. Gelombang penyebaran baru di Korea Selatan dan Cina terbilang memprihatinkan. Ini terjadi bahkan ketika lebih banyak negara mulai membuka kembali ekonomi mereka setelah penutupan yang lama.

Futures saham Eropa turun, dan setiap pasar di Asia jatuh. Obligasi dan dolar bertahan dimenangkan semalam. FTSE futures (FFIc1) dan EuroSTOXX 50 futures (STXEc1) turun sekitar 0,5%. Sementara futures untuk S&P 500 (ESc1) berjuang untuk mengangkat jauh di atas datar. Indeks terluas MSCI (NYSE: MSCI) untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (MIAPJ0000PUS) turun 1%.

“Kami tidak berpikir pasar akan menguji ulang posisi terendah, tetapi mungkin terlihat yang terbaik juga.  Jadi saya mengharapkan koreksi,” ujar Tony Huntley, kepala investasi di fund manager Adansonia Capital yang berbasis di Melbourne.

Baca juga: Saham Kawasan Asia Terjun Bebas Karena Kekhawatiran Akan Pandemi

Gelombang Kedua Penyebaran Virus Corona

Huntley berpendapat masalahnya ada pada apakah akan terjadi gelombang kedua infeksi virus corona. Ini menjadi poin yang ia perhatikan.

China telah memberlakukan kembali pembatasan pergerakan di dekat perbatasannya dengan Korea Utara dan Rusia. Keputusan ini diambil setelah wabah baru terdeteksi di sana dan Korea Selatan berupaya menahan wabah yang berpusat di sekitar bar dan klub malam di Seoul.

“Penting untuk diperhatikan, virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik lain di komunitas kami. Kemudian virus ini mungkin tidak akan pernah hilang,” ungkap pakar kedaruratan WHO Mike Ryan dalam briefing online pada hari Rabu.

Obligasi dan dolar menguat setelah Powell membicarakan prospek suku bunga negatif di Amerika Serikat, dan memperpanjang kenaikan pada hari Kamis. Imbal hasil obligasi AS 10-tahun AS (US10YT = RR) turun sedikit menjadi 0,6395%.

Penarikan mengejutkan inventaris A.S. membantu harga minyak mencetak sedikit keuntungan. Kendati demikian prospek suram ditutup naik. Dilansir dari Investing.com emas mundur dari torehan tertinggi satu minggu di awal sesi Asia. Kini  bertahan dengan nyaman di atas $ 1.700 per ons di $ 1.711,20.

Pasar melihat ke depan untuk rilis buletin ekonomi terbaru Bank Sentral Eropa pada 0800 GMT dan data klaim pengangguran AS terbaru pada 19.30 WIB.

Pasar ekuitas telah goyah sejak reli April karena investor dan otoritas mencoba untuk menimbang risiko.  Mengenai memulai kembali ekonomi dengan cepat terhadap kehancuran ekonomi pasca lockdown. Seiring dengan kekhawatiran tentang infeksi yang bergejolak.

Data pengangguran Australia membeli tanda buruk. Dengan catatan terjun dalam pekerjaan menyeret mata uang ke level terendah satu minggu di $ 0,6420. Ekspektasi yang suram dan permintaan kuat untuk obligasi Australia membuatnya jatuh lebih rendah.

Pembukaan Sebagian Sektor Ekonomi

Di Amerika Serikat, Administrasi Trump mendesak dengan rencana pembukaan kembali meskipun desakan untuk waspada dari para ahli medis.

“Kita akan perlahan membuka sektor ekonomi,” Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Dilansir dari Fox News pada hari Rabu.

Di lain sisi, juga terdapat risiko bahwa kita harus menunggu lebih lama. Juga risiko kehancuran ekonomi AS, begitu juga dengan dampak kesehatan yang ditimbulkan.

Kewaspadaan juga berlaku di Eropa dan Antipodes, di mana pembatasan mulai longgar.

“Pasar global masih berusaha menyembuhkan luka. Sementara ekuitas tetap kuat, keuntungan melambat,” ujar ahli strategi Societe General FX Olivier Korber.

Gelombang kedua penyebaran virus corona yang sekarang tengah diperhatikan sayingnya bukan tail risk. Sehingga tingkat kerusakan ekonomi mungkin saya dipandang enteng. Korber merekomendasikan long position di euro / kiwi (EURNZD =) yang telah naik hampir 9% tahun ini karena pasar volatilitas meningkat.

Brent crude (LCOc1) firmed slightly to $29.36 per barrel and U.S. crude (CLc1) was up 1% at $25.58 per barrel. Minyak mentah Brent (LCOc1) menguat sedikit menjadi $ 29,36 per barel dan minyak mentah AS (CLc1) naik 1% menjadi $ 25,58 per barel.

 

Tags: