Inggris Terancam Resesi karena Inflasi
Inggris Terancam Resesi? Kenaikan harga-harga semakin menggila di Eropa. Inggris misalnya, mengalami inflasi yang sangat tinggi hingga negeri Ratu Elizabeth […]
Pasar uang saat ini menemukan sedikit titik terang dari penggunaan Redisivir Gilead, sebuah obat potensial untuk perbaikan ekonomi AS pasca corona. Aset safe heaven seperti dollar dan emas harus kembali menghadapi kemunduran besar dari pencapaian tertinggi sebelumnya. Mata uang komoditas meningkat lebih dari aset lainnya.
Faktor lainnya yang mempengaruhi sentiment ini adalah harapan untuk mengembalikan keadaan ekonomi dunia seperti sedia kala. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutuskan untuk mengubah taktik dan mengungkapkan bahwa setiap negara bagian memiliki wewenang untuk membuka kembali fase ekonomi dengan tiga tahapan.
Presiden Trump mengungkapkan sikap optimisnya dalam melihat penurunan tingkat kematian akibat virus corona, lebih cepat dari yang sebelumnya telah diperkirakan. Tingkat kemungkinan kematian sebelumnya sempat meningkat hingga lebih dari 33.000, yang juga disebabkan oleh perubahan strategi pemerintah Amerika Serikat.
Penyebaran virus corona saat ini menghapuskan peningkatan lapangan kerja yang tersedia di Amerika Serikat pasca pemulihan dari resesi ekonomi besar-besaran yang sebelumnya terjadi di tahun 2008, berdasarkan tingkat pengangguran akhir-akhir ini.
Lebih dari lima juta individu menapatkan bantuan untuk tuna karya untuk pertama kali seumur hidup mereka pada akhir pekan lalu. Philly Fed Manufacturing Index harus anjlok hingga -56,6, jauh di bahwa prediksi ketika pendataan penduduk dilakukan.
Baca juga: Dolar Kanada Terpantau Tetap Cerah
Tiongkok, sebagai negara pertama yang terdampak virus ini juga harus merasakan hal yang sama. Tingkat ekonomi Tiongkok merosot hingga 6,8% pada kuarter pertama 2020 ini, catatan terburuk bagi ekonomi Tiongkok sejak tahun 1992, kembali lagi lebih buruk dari perkiraan.
Sektor yang paling terdampak oleh pandemi adalah sektor layanan jasa, sektor ini mengalami penurunan demand hingga 15,8% pada bulan Maret tahun ini, sedangkan output sektor industri harus berkurang sebesar 1,1%.
Eropa akhir-akhir ini juga harus menghadapi penyebaran virus besar-besaran terutama di wilayah Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Data sempat tidak simetris terutama pada libur panjang paskah, meski masih di level mengkhawatirkan. Ursula von der Leyen, President of the European Commissions, mengatakan bahwa Uni Eropa berhutang pada Italia. Ia sekaligus menyatakan penyesalan karena tidak mengulurkan bantuan di masa awal penyebaran virus.
Inggris Terancam Resesi? Kenaikan harga-harga semakin menggila di Eropa. Inggris misalnya, mengalami inflasi yang sangat tinggi hingga negeri Ratu Elizabeth […]
CEO Terraform Labs Do Kwon dikabarkan akan dikenakan tuntutan oleh LKB & Partners, salah satu firma hukum terkemuka di Korea […]
PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas di Indonesia PT Carsome Indonesia. Kolaborasi antara kedua […]
Neraca Pembayaran Indonesia membukukan defisit pada kuartal I-2022. Surplus transaksi berjalan tidak mampu menutup ‘lubang’ di transaksi modal dan finansial. […]
Shiba Inu Blokir Pengguna! Gara-gara apa sih? Daeveloper Metaverse Shiba Inu (SHIB), mengumumkan salah satu alamat dompet pengguna telah masuk […]
Korsel Investigasi Anjloknya LUNA dan UST Regulator keuangan top Korea Selatan telah meluncurkan penyelidikan darurat terhadap runtuhnya cryptocurrency LUNA dan stablecoin […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.