Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut, Begini Kata Bos OJK
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Penipuan kripto merupakan hal yang cukup sering terjadi. Baru baru ini, para penipu kripto menjual bot di Telegram yang digunakan untuk menipu para investor.
Bot tersebut rupanya bertugas membocorkan otentikasi dua faktor (2FA) para investor dan membuat akun mereka dihapus.
Para penipu memanfaatkan ketakutan para investor dengan mengatakan akun mereka diretas. Alih-alih mengambil tindakan yang dipikir bisa melindungi, ternyata para korban malah mengekspos diri kepada pencuri.
Alat penipuan yang digunakan adalah bot One Time Password (OTP). Laporan perusahaan keamanan siber Q6 Cyber menjelaskan alat tersebut menyebabkan kerugian besar untuk lembaga keuangan dan lainnya.
Perusahaan juga menyebut kerugian akibat penipuan sulit untuk diukur. Ini karena serangan bot relatif baru.
“Panggilan bot dibuat dengan cara yang sangat terampil, menciptakan rasa urgensi dan kepercayaan lewat telepon. Panggilan mengandalkan rasa takut, meyakinkan korban untuk bertindak ‘menghindari’ penipuan dalam akun mereka,” ungkap laporan tersebut, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (30/3/2022).
Menurut laporan, sebagian aktivitas penipuan berhasil. Sebab para korban terbiasa memberikan kode otentikasi untuk melakukan verifikasi informasi akun.
Salah satu korban Anders Apgar yang melaporkan terkena tipuan tersebut. Dia mendapatkan telepon yang nampak seperti robocall dan tak lama ponsel istrinya juga berdering.
Dia menjelaskan ada notifikasi akun dalam bahaya setelah telepon angkat. Terdapat suara wanita yang mengatakan ada aktivitas tidak sah dalam akun dan tak lama muncul kode 2FA di layar. Akhirnya akunnya terkunci dalam waktu kurang dari dua menit.
Penipuan itu berhasil karena robocall bisa terdengar seperti panggilan resmi. Khususnya saat korban sedang terganggu oleh hal lain saat mendapatkan telepon.
“Ini sifat manusia. Jika Anda menerima panggilan yang memberitahu Anda jika seseorang mencoba masuk ke akun Anda, Anda tidak berpikir ‘Ya saya tidak mencoba’,” jelas analis Q6 Cyber, Jessica Kelley yang menulis laporan tersebut.
Bot mulai muncul untuk dijual dalam platform pesan Telegram musim panas lalu. Kelley mengidentifikasi ada sekitar enam kanal dengan lebih dari 10 ribu pelanggan menjual layanan tersebut.
Dia menjelaskan para penipu sering membual di Telegram soal bot bekerja dengan baik dan menjaring ribuan atau ratusan ribu dolar kripto bekerja. Biaya bot tersebut berkisar US$ 100 (Rp 1,4 juta) perbulan hingga US$ 4000 (Rp 57,1 juta) untuk langganan seumur hidup.
Baca juga: Begini Strategi Trading Crypto selama Koreksi Pasar!
Pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut, begini kata bos OJK Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan […]
Bitcoin dan crypto hari ini terpantau alami pergerakan yang beragam. Mayoritas crypto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah. […]
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) meresmikan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di bidang industri […]
Apa itu book building? Istiliah book building merujuk pada periode penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go […]
Waspada kejahatan di metaverse! Salah satu masalah utama dengan platform metaverse adalah privasi. Orang mungkin mengungkapkan data yang lebih sensitif dan […]
BRI Buyback Saham Rp1,5 Triliun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.