China Geser Posisi Amerika di Asia Tenggara
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Laju IHSG hari ini (8/12) kembali koreksi pada awal sesi perdagangan. Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham kesehatan.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini dibuka naik tipis ke posisi 6.818,79. Pada pukul 09.19 WIB, IHSG turun 0,82 persen ke posisi 6.761. Indeks LQ45 anjlok 0,83 persen ke posisi 937,43.
Pada pukul 09.41 WIN, IHSG anjlok 1,7 persen ke posisi 6.701. Pada awal perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.821,05 dan terendah 6.702,57. Sebanyak 358 saham melemah dan 124 saham menguat. 159 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 303.560 kali. Total volume perdagangan 5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,2 triliun.
Mayoritas indeks acuan tertekan. Seluruh sektor saham tertekan. Indeks sektor saham energi merosot 0,95 persen, sektor saham basic tergelincir 0,38 persen,sektor saham industri terpangkas 0,58 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,86 persen, dan sektor saham siklikal turun 0,59 persen. Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 1,37 persen, sektor saham keuangan susut 0,63 persen, sektor saham properti tergelincir 0,50 persen.
Kemudian sektor saham teknologi susut 1,23 persen, sektor saham infrastruktur turun terbatas 0,32 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,81 persen.
Ambruknya kinerja bursa saham AS serta meningkatnya kekhawatiran resesi diproyeksi akan mempengaruhi pergerakan bursa hari ini. Dari dalam negeri, Bank Indonesia akan mengumumkan Laporan Survei Konsumen November 2022.
Masih suramnya bursa Amerika Serikat dikhawatirkan akan menjadi sentimen negatif kepada pasar keuangan saham dalam negeri. Aksi jual atau net sell oleh investor asing dalam jumlah besar bisa kembali terulang pada hari ini. Dalam dua hari terakhir, net sell di seluruh pasar selalu di atas Rp 1 triliun.
Ancaman resesi juga diperkirakan masih akan membebani pergerakan IHSG hari ini. Sejumlah lembaga multinational terus mengingatkan ancaman resesi ke depan akibat dari agresifnya kebijakan suku bunga di tingkat global.
CEO Bank of America Brian Moynihan memperkirakan ekonomi AS akan terkontraksi pada kuartal I-III tahun depan sebelum tumbuh positif pada kuartal IV-2022.
Sebelumnya, CEO Goldman Sachs David Solomon juga mengingatkan perekonomian global akan menghadapi ketidakpastian serta periode yang bergejolak pada tahun depan. Goldman memperkirakan jika ekonomi global akan melambat ke 1.9% pada 2023. Proyeksi ini jauh di bawah proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yakni 2.7%.
China Geser Amerika dari Asia Tenggara? Dalam lima tahun terakhir, pengaruh Amerika Serikat (AS) di Asia Tenggara mulai luntur, sementara […]
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini […]
Harga bitcoin (BTC) turun di bawah $28.000 selama sesi jam perdagangan AS pada hari Selasa (30/05). Akan tetapi, harga bitcoin […]
Apa itu Filecoin? Filecoin adalah jaringan peer-to-peer yang menyimpan file, menawarkan insentif ekonomi dan kriptografi bawaan untuk memastikan file disimpan dengan […]
Turis asing yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran di Bali akan “ditindak tegas,” otoritas setempat telah memperingatkan. Berbicara pada konferensi […]
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengalami penguatan selama sebulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh debt […]
© 2020 Trader Harian. 3th Floor, WTC 3, Jl. Jend. Sudirman, Kav 29-31, Jakarta, Indonesia 12920.